Wamena, Jubi – Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua Rouw, memastikan kelompok tani padi di wilayahnya saat ini sudah bisa mandiri. Contohnya kelompok tani Pumo Mandiri di Kampung Musatfak, Distrik Libarek.
“Meskipun masyarakat kelompok tani padi tidak menyampaikan permintaan khususnya kelompok tani Pumo ini, namun kami sadari bahwa mereka membutuhkan transportasi sehingga kami pemerintah akan membantu satu mobil pick up yang bisa digunakan untuk memasarkan beras hasil panennya,” ungkap Bupati Jhon Banua, usai panen raya padi di Kampung Musatfak, Distrk Libarek, Sabtu (11/3/2023).
Ia mengatakan bantuan kendaraan ini diberikan agar kelompok tani bisa memasarkan berasnya karena selama ini pembeli langsung ke gudang. Kalau ada kendaraan, mereka bisa mengantar ke kota agar berasnya bisa terjual dan laku di pasaran.
Bupati Jayawijaya juga menjelaskan ada beberapa kelompok tani yang diberikan bantuan mobil selain kelompok Pumo Mandiri. Ada juga beberapa kelompok petani buah nanas di Asologaima, termasuk Bolakme, Pelebaga, dan Ibele yang menerima bantuan kendaraan.
“Kendaraan ini juga sifatnya untuk mempermudah warga dari distrik dan kampung untuk mengangkut hasil kebunnya ke kota. Selama ini yang menjadi kendala mereka itu adalah masalah transportasi,” jelasnya.
Bupati Jhon Banua mengaku ia dibuat terkesan dengan apa yang dilakukan kelompok tani Pumo Mandiri, dimana dari pengolahan lahan, dalam hal ini penggunaan peralatan modern seperti traktor, bajak tanah, bisa dilakukan sendiri. Begitu juga dengan melakukan perbaikan dan perawatan peralatan bisa mereka lakukan sendiri. Mereka juga meresmikan gudang pengolahan gabah menjadi beras yang sudah dilengkapi dengan mesin penggiling dan mesin menjahit karung yang bisa dilakukan sendiri.
“Kita bisa lihat sendiri dari pengolahan lahan, penanaman di tanah seluas 4,2 hektar, sampai dengan pengolahan dari gabah menjadi padi bisa dilakukan sendiri oleh kelompok tani yang ada di Distrik Libarek ini,” bebernya.

Sementara itu, pendamping Kelompok Tani Pumo Mandiri, Vicktor Malissa, menyatakan ketika pihaknya datang tahun 2016 lalu, kondisi persawahan sudah baik, namun kesulitannya apabila mau menggiling hasil gabahnya, para petani harus membawa keluar dari kampung.
“Kebetulan ada 1 unit mesin penggiling di gudang maka kami melakukan koordinasi dengan Bupati Jayawijaya agar mesin ini diberikan kepada kelompok Tani Pumo,” kata Vicktor Malissa.
“Pemerintah menyetujui untuk mesin itu diberikan kepada mereka. Tapi kami membuat perjanjian dengan kelompok tani tersebut dimana pemerintah memberikan mesin penggiling namun mereka yang harus membuat gudangnya sendiri dan itu disetujui dan dibuat gudang yang saat ini sudah dipasangkan mesin penggiling,” imbuhnya.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya itu menyatakan kelompok tani Pumo sudah tidak diragukan lagi untuk mengolah sawah, sebab sawah yang dibuat ini tidak ada matinya. Setiap tahun mereka bisa panen hasil padi di kampung tersebut. Artinya, mereka memang mandiri, semua bisa dilakukan sendiri oleh kelompok tani tersebut.
“Awalnya kami dari Dinas Pertanian melatih mereka. Namun sekarang sudah bisa melihat hasil dari kemandirian yang dimiliki kelompok tani Pumo di Distrik Libarek,” tutup Vicktor. (*)
