Merauke, Jubi – Sedikitnya 11 tim penari meramaikan perlombaan tari Yosim Pancar atau Yospan yang dilaksanakan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-121 Kota Merauke, Papua Selatan pada 12 Februari 2023.
Panitia lomba Yospan, Basir kepada wartawan, Selasa (7/2/2023) menyatakan bahwa lomba tari Yospan yang dilaksanakan di GOR Hiad Sai Merauke memperebutkan juara 1, 2 dan 3. Perlombaan tersebut menerapkan sistem gugur.
Menurut Basir, selain untuk memeriahkan HUT Kota Merauke, seluruh kegiatan perlombaan yang dilaksanakan bertujuan untuk melestarikan budaya Papua.
Dikatakan, Yospan merupakan tari tradisional. Tari ini berasal dari penggabungan tari Yosim dan tari Pancar. Yospan merupakan tari ekspresi kegembiraan dengan melakukan gerak tari secara bersama-sama dengan menghentakan kedua kaki ke tanah.
Yospan termasuk jenis tari berpasangan yang dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan. Tarian ini bisa ditarikan berkelompok oleh penari laki-laki dan perempuan dengan saling berhadapan dalam satu barisan.
“Tari Yospan juga bermakna sebagai tarian persahabatan atau tari pergaulan. Fungsi tari Yospan tidak lain adalah sebagai ungkapan rasa kebahagiaan dengan suasana dan gerak yang riang. Formasi dan pola lantai tari Yospan sebenarnya sudah mengalami berbagai perkembangan,” tuturnya.
Pantauan Jubi, dari 11 grup lomba Yospan, Sanggar Vitta Smanes XXIII berhasil meraih capaian poin tertinggi dengan total nilai 1417. Kemudian disusul runner-up Sanggar Teratai Brimob Batalyon D Pelopor dengan total nilai 1389 dan peringkat III Sanggar Repaseta Stenbut SMPN Buti dengan total nilai 1383.
Peringkat IV (Harapan I) diraih Sanggar Art Talent dengan total nilai 1372, peringkat V (Harapan II) Bhayangkari Polres Merauke dengan total nilai 1337 dan peringkat VI (Harapan III) diraih kelompok tari Polres Merauke dengan total nilai 1330. Para peserta yang menjuarai mendapatkan trofi dan uang pembinaan dari panitia lomba.
Ketua dewan juri, Vonny Klanit mengatakan hal-hal yang menjadi perimbangan penilaian dalam lomba tari Yosim Pancar secara keseluruhan adalah kedisiplinan hadir peserta, kekompakan dalam gerak, keserasian busana dan ekspresi wajah.
“Kita menilai dari awal kehadiran peserta di dalam arena. Sebelum melakukan undian semua peserta harus hadir untuk briefing. Secara yang kita nilai adalah kekompakan grup. Satu kesalahan akan menjadi pertimbangan penilaian.
“Yang berikutnya keserasian dalam berbusana, ekspresi wajah dalam tarian. Karena lomba Yospan ini adalah seni tari yang mengutamakan kekompakan gerak, busana yang serasi dan ekspresi kegirangan sebagai tari persaudaraan,” kata Vonny. (*)