Sentani, Jubi – Para petani kakao di Wilayah Pembangunan III Kabupaten Jayapura belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Jayapura. Hal itu ditegaskan Ketua Asosiasi Petani Penangkar Benih Kakao Kabupaten Jayapura, Hosea Massa saat ditemui di Kampung Yakotim, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura, Jumat (22/7/2022).
“Sejak 2019 hingga saat ini, belum memberikan perhatian serius kepada para petani kakao,” ujar Hosea.
Menurutnya, saat ini pengelolaan budidaya kakao dilakukan kelompok tani yang bekerja sama dengan lembaga donor atau lembaga swasta seperti Ekonomi Hijau, Barikade Kakao Papua dan lembaga lainnya. Berbagai lembaga tersebut mendistribusikan berbagai jenis bibit kakao kepada para petani, lalu ditanam di lahan yang disiapkan kelompok tani.
“Kerja sama itu sangat baik, dan kami sebagai petani tidak membeli bibit dari mereka, [berbagai lembaga itu]. Bibit unggulan seperti N1, S1, S2 yang diberikan kepada kami,” jelasnya.
Hosea menyatakan jika pemerintah daerah bekerja sama dengan petani kakao untuk mengembangkan budidaya kakao, petani kakao akan sangat terbantu. Ia menyatakan petani kakao tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada pendampingan.
Menurut Hosea, sejak proses pembibitan, penanaman, hingga tanaman kakao mencapai umur produktif adalah masa yang kritis. Petani seharusnya memiliki kemampuan atau wawasan untuk merawat tanaman kakao sejak masa pembibitan sampai saat umur produktif.
“Lahan tersedia, tetapi pendampingan dalam proses secara keseluruhan yang belum dilakukan. Pendampingan oleh penyuluh sangat dibutuhkan, sehingga petani bisa memperoleh hasil yang maksimal dari kakao yang ditanam,” katanya.
Hosea menyatakan Wilayah Pembangunan III dan IV Kabupaten Jayapura pernah mengalami masa kejayaan tanaman kakao di sana. Ia berharap masa kejayaan itu bisa kembali, karena tanaman kakao banyak menyejahterakan warga “Dinas terkait yang menangani pertanian dan perkebunan bisa turun lapangan lagi, survei lahan, menyediakan bibit untuk pengembangan kakao yang lebih baik lagi,” harapnya.
Sekretaris Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura, Ganefo mengatakan pihaknya sedang menjalankan program peremajaan tanaman kakao, rahabilitasi lahan, dan inventarisir bibit kakao. “Yang lalu, usulan anggaran peremajaan tanaman kakao kandas karena anggarannya dipangkas untuk menangani pandemi COVID-19,” katanya. (*)
Discussion about this post