Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw meminta dukungan proaktif dari setiap Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mendukung Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) di Kabupaten Jayapura Oktober mendatang.
Dikatakan, dukungan yang dimaksud adalah masing-masing SKPD dengan program yang telah tersusun langsung kepada masyarakat, petani, nelayan, peternak, dan usaha-usaha kecil menengah, kerajinan tangan serta produk home industri lainnya untuk mempersiapkan diri menyambut KMAN.
“Peserta yang terlibat dalam kongres ada ribuan orang, tinggalnya nanti dengan masyarakat. Peluang untuk mendapatkan uang sangat besar oleh masyarakat kita di kampung-kampung,” ujar Bupati Awoitauw di Sentani, Selasa (10/5/2022).
Menurutnya, secara teknis, Kepala Dinas Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Pertanian, Koperasi dan UKM, Pariwisata harus bekerja keras mempersiapkan masyarakat di daerah ini dengan memanfaatkan lahan dan potensi sumber daya yang dimiliki.
“Masyarakat harus menyiapkan kembali lahan dan tanaman, sayur mayur, ubi-ubian, jagung, kacang-kacangan, dan perikanan untuk memberi makan para peserta kongres. Apabila masyarakat pesisir menyiapkan stok ikan yang banyak akan lebih baik dan menguntungkan para nelayan kita,” kata Awoitauw.
Mathius menegaskan ketika setiap bahan pangan dipersiapkan bersama petani, dan nelayan yang ada di kampung-kampung, lalu di kemas dengan rapi dan siap untuk dijual.
Dinas mempersiapkan semua kebutuhan dan panitia akan membeli semua bahan pangan tersebut bagi kebutuhan makan dan minum para peserta kongres serta tamu undangan lainnya.
“Bahan pangan lokal yang akan menjadi kebutuhan makan dan minum para peserta. Ikan, sagu, pisang keladi, dan sayur mayur lainnya,” ucap Mathius.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Jayapura, Benhur Wally mengatakan, sebagai bagian dari panitia, selain sosialisasi pelaksanaan KMAN di setiap kampung, penyiapan bahan pangan juga disampaikan agar masyarakat dapat mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan KMAN.
Tanaman jangka pendek, seperti pisang, syapu, singkong, keladi, petatas, saat ini mulai ditanam sehingga dalam jangka waktu 3 – 4 bulan ke depan bisa dipanen, bertepatan dengan waktu pelaksanaan Kongres. Panitia akan datang dan membeli langsung dari masyarakat.
“Seluruh kegiatan tidak dilakukan di hotel atau gedung-gedung mewah, sehingga panitia tidak memesan makanan catering bagi peserta. Seluruh kegiatan berpusat di kampung-kampung, jadi makanan lokal yang disiapkan. Papeda, ikan gabus, mujair, pisang, keladi, singkong, syiapu, yang harus disiapkan sebanyak mungkin karena ada ribuan peserta yang datang. Masyarakat harus mendapat untung dari penyiapan bahan pangan lokal, ” kata Beny sapaan akrabnya. (*)
Discussion about this post