Sentani, Jubi – Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi 2.217 rumah yang terdampak banjir bandang 2019 lalu di Kabupaten Jayapura, dikerjakan pada tahun anggaran 2021-2022 telah selesai.
Dari pekerjaan tersebut,11 unit rumah tidak selesai dikerjakan. Akibatnya, tercatatย 7,7 miliar rupiah dari total 275 miliar anggaran yang disiapkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dikembalikan ke kas negara.
Gustaf Wersay, Kepala Bidang Rekonstruksi Rehabilitasi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura mengatakan,pekerjaan keseluruhan dibagi dalam beberapa bagian,ย untuk Rehabilitasi maupun Rekonstruksi. Pembangunan dan rehabilitasi rumah sebanyak 2.217 unit yang tersebar di empat segmen, pembangunan 8 unit jembatan beton,11 taluk,5 unit jaringan air bersih dari total anggaran yang disiapkan. “Sesuai kontrak kerja, akhir Oktober 2022 sudah selesai dikerjakan. Laporan pekerjaan sudah dilaporkan ke pusat,” ujar Gustaf di Sentani, Selasa (31/1/2023).
Dikatakan,belasan unit rumah yang tidak selesai dikerjakan,karena pemilik rumah yang mau direnovasi lebih menginginkan anggaran pembangunan rumahnya dibandingkan pekerjaan pembangunan. Bahan bangunan di lokasi pembangunan juga terbengkalai karena tidak digunakan.
Menurutnya,anggaran yang tersedia bagi pembangunan dan renovasi rumah warga yang terdampak banjir bandang maupun luapan air Danau Sentani hanya sebesar 50 juta per unit nya. Ribuan unit rumah di empat segmen ini dikerjakan oleh pihak ketiga yang dalam hal ini oleh pengusaha lokal di Kabupaten Jayapura. “Ada 11 unit rumah yang tidak selesai dikerjakan, di sejumlah tempat.2 unit di Kampung Milinik,3 unit di Yahim dan 6 unit di Kampung Yongsu Desoyo. Pemilik rumah menolak untuk dikerjakan. Permintaan mereka lebih dari budgetย anggaran yang disiapkan,” jelasnya.
Untuk pekerjaan 8 unit jembatan, kata Wersay,terbesar menelan biaya 10 miliar rupiah,sebagiannya mencapai 3 hingga 5 miliar rupiah, pekerjaan dilakukan melalui proses tender secara online. “Sisa anggaran dari seluruh pekerjaan mencapai 7 miliar lebih dan dikembalikan ke kas negara. Memang banyak kekurangan dalam proses pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi untuk kebaikan bersama dan menunjang seluruh aktifitas kita setiap hari maka fasilitas-fasilitas yang dikerjakan ini kiranya dapat mendukung kelancaran semua aktifitas yang dikerjakan saat ini maupun akan datang,” ucapnya.
Sementara itu, Irvin Sokoy salah satu pengusaha lokal yang turut melaksanakan renovasi dan pembangunan rumah di pesisir Danau Sentani, mengaku sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk melaksanakan pembangunan 14 unit rumah. “Satu unit rumah besaran anggarannya 50 juta rupiah, setiap rumah yang dikerjakan tentunya atas kesepakatan bersama. Bagian – bagian dari rumah yang perlu diganti atau diperbaiki, itu yang menjadi fokus kerja kita,” ujarnya. (*)