Sentani, Jubi – Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, mengatakan media tidak boleh menggiring opini terkait pengelolaan dan pengawasan Perusahaan Daerah (Perusda).
Penegasan tersebut disampaikan Pj Triwarno, saat menanggapi pertanyaan salah satu wartawan terkait pengelolaan dan pengawasan Perusda sudah sampai di mana sejauh ini, usai Pj Bupati mengikuti pembukaan sidang paripurna DPRD Kabupaten Jayapura masa sidang 1, di kantor DPRD Kabupaten Jayapura, Selasa (31/1/2023).
“Yang ini saya tidak mau jawab, yang pasti Perusda itu harus inovatif, jangan terlalu pancing-pancing, jangan ko (kau punya) pertanyaan itu menggiring menggiring, sekali lagi, pokoknya Perusda harus inovatif,” jelas Triwarno.
Dikatakan, pihaknya telah mempelajari seluruh aturan main yang ditetapkan. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat pemda akan mengevaluasi Dewan Pengawas (Dewas) dan seluruh perangkat Perusda.
Pj Purnomo juga mengatakan, pemda telah menyertakan modal kepada Perusda dan dari penyertaan modal tersebut, maka Perusda juga harus mengembalikannya sebagai bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Penyertaan modal yang disepakati oleh pemerintah daerah dan DPRD kepada Perusda harus ada nilai manfaatnya,” kata Triwarno.
Sementara itu, Ketua HIPPMI Kabupaten Jayapura, Nelson Ondi, menilai kinerja Perusda Baniyauw selama ini sangat buruk, sebab penyertaan modal dari pemda yang seharusnya berdampak kepada PAD Kabupaten Jayapura, sama sekali tidak direalisasikan.
Menurut Nelson, ada banyak potensi di daerah ini yang bisa dimanfaatkan oleh Perusda, namun Perusda minim inovatif dan terobosan.
“Penyertaan modal oleh pemerintah daerah selama ini miliaran rupiah. Saya tidak perlu sebut jumlahnya, tetapi miliaran rupiah ini adalah nilai yang fantastis untuk dikelola menjadi sesuatu yang berdampak positif dan juga ada timbal baliknya,” kata Nelson.
Terkait pemberdayaan masyarakat, kata dia, ada ekonomi kreatif, kelompok UMKM, dan Kelompok Sadar Wisata (DARWIS) yang bisa dimanfaatkan oleh Perusda. Karena sejauh ini kelompok-kelompok pemberdayaan tersebut berjalan sendiri tanpa dukungan pihak lain.
“Mau kerja proyek yang besar? Pelabuhan kontainer di Depapre hingga saat ini tidak berjalan, karena tidak ada bahan hasil produksi yang bisa dibawh keluar dari daerah ini, Perusda harus inovatif,” jelasnya. (*)