Sentani, Jubi – Dua hari menjelang pelaksanaan Festival Danau Sentani (FDS) ke-XIII di kawasan Pantai Wisata Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, pemerintah daerah bersama masyarakat melaksanakan bakti sosial dengan membersihkan seluruh kawasan tepian danau tersebut, Senin (3/7/2023).
Seluruh tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN) dikerahkan untuk mengambil bagian dalam bakti sosial tersebut, termasuk masyarakat dari sejumlah kampung di Distrik Sentani Timur.
“Dalam rangka pelaksanaan FDS kali ini, seluruh ASN kami kerahkan untuk bakti sosial. Dikoordinir langsung oleh setiap pimpinan OPD dan pembersihan dilakukan dari bibir danau hingga jalan masuk dekat jalan utama atau jalan raya,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi,di kawasan Pantai Wisata Khalkote.
Pelaksanaan FDS akan berlangsung pada 5 -7 Juli 2023 dan akan dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno.
“Kita berharap agar dalam waktu yang tersisa ini, seluruh masyarakat dapat berpartisipasi sukseskan FDS dengan tidak membuang sampah sembarangan di kawasan ini,” katanya.
Untuk membersihkan kawasan Pantai Wisata Khalkote, setiap unsur pimpinan perangkat daerah tidak hanya mengerahkan ASN-nya saja, tetapi juga dengan dukungan fasilitas lainnya. Ada belasan truk pengangkut sampah, mobil tangki air, pemadam kebakaran hingga alat berat seperti ekskavator juga diturunkan untuk membersihkan saluran drainase di sepanjang kawasan ini.
“Beberapa waktu lalu event budaya ini terhenti karena pandemi dan juga pelaksanaan event olahraga nasional seperti PON dan Peparnas, tahun ini kita lanjutkan lagi,” katanya.
Sekda juga mengingatkan agar seluruh pemilik fasilitas transportasi baik di darat maupun di danau, agar tidak menaikan tarif atau jasa pelayanannya dari standar harga yang sudah ditetapkan sebelumnya. Semua masyarakat di Kampung Harapan dan yang tinggal berdekatan dengan kawasan Pantai Khalkote, diharapkan menjaga keamanan dan ketertiban.
“Tukang ojek di darat dan di danau, tidak boleh menaikkan harga atau tarif pelayanannya dari biasanya. Hal ini juga berlaku bagi para pengusaha warung dan usaha kecil lainnya, yang mendapat tempat di kawasan fastival,” katanya.
Salah satu pemuda di Distrik Sentani Timur, Andi Kere mengatakan event budaya FDS tahun ini sangat dadakan, hal ini berkaitan dengan persiapan warga di Distrik Sentani Timur. Dikatakan, minimal ada pra kegiatan jauh hari sebelumnya agar masyarakat juga dapat mempersiapkan diri mereka, atau ada sosialisasi dari pemerintah distrik maupun kampung.
Menurutnya, event FDS sudah pernah digelar belasan tahun sebelumnya dan masuk dalam catatan sejarah nasional, sebagai event yang digelar secara rutin atau berturut-turut selama 10 tahun.
“Namun kabarnya, event FDS ini telah dikeluarkan dari agenda nasional. Hal ini juga belum ada informasi yang jelas dari pemerintah daerah, apa penyebab FDS dikeluarkan,” katanya. (*)