Sentani,Jubi – Kondisi drainase Kota Sentani dinilai tidak maksimal untuk menampung debit air ketika musim penghujan. Dampaknya, jalan raya jadi tempat melubernya pasir dan lumpur serta sampah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura, Yan Rumere, mengatakan drainase di Kota Sentani sebagian besar tidak maksimal dan terjadi penyempitan. Akibatnya sebagian wilayah di Kota Sentani sering tergenang air.
“Hujan semalam, genangan air terjadi di depan Saga Mall Kemiri dan depan 751 serta beberapa tempat lainnya,” ujar Rumere di Sentani, Senin (6/3/2023).
Dikatakan, selain di wilayah perkotaan, ada beberapa perumahan warga yang ikut terendam air yang meluap dari drainase. Pada daerah yang rendah, air masuk dalam rumah hingga batas paha dan pinggang orang dewasa.
“Air bersama lumpur yang masuk ke dalam perumahan, maka setiap musim hujan warga selalu waspada, juga mengeluh atas kondisi tersebut,” jelasnya.
Menurut Rumere, ada sejumlah tempat di daerah ini yang memang menjadi langganan banjir ketika turun hujan, seperti di BTN Gajah Mada di Kelurahan Dobonsolo dan BTN Sosial di Kelurahan Hinekombe. Ada ratusan perumahan di dua BTN ini.
“Untuk perumahan Gajah Mada memang lokasinya tidak layak sebagai tempat tinggal sebab wilayah itu merupakan daerah resapan air, selain itu kondisi letak perumahan tersebut lebih rendah dari garis pesisir Danau Sentani sehingga ketika banjir datang air dengan mudah memasuki permukiman tersebut,” kata Rumere.
Lebih lanjut, Rumere mengatakan, saat ini pihaknya masih terus mendata guna mengetahui berapa jumlah warga yang terdampak banjir.
“Untuk itu kami juga terus mengimbau agar saat ini semua warga tetap waspada, terutama di daerah-daerah yang sering terendam banjir,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi, mengatakan pihaknya telah mendatangi tempat-tempat serta warga yang terdampak dari curah hujan yang turun terus menerus akhir-akhir ini.
Sekda menegaskan agar masyarakat selalu membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah di selokan atau drainase.
“Setelah habis hujan, jalan raya penuh dengan sampah, botol-botol mineral, kantung plastik dan sebagainya. Ini dari mana? Drainase kota sudah sempit, tambah dengan tumpukan sampah serta pasir dan lumpur, maka jalan raya akan menjadi sasaran, karena air di dalam drainase tidak mengalir ke tempat pembuangan,” ujar Hikoyabi. (*)