Sentani, Jubi – Kebakaran yang menimpa sejumlah kantor pemerintahan di Kabupaten Jayapura di lokasi perkantoran Gunung Merah, mendapat sorotan dari berbagai pihak termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayapura. DPRD meminta agar sistem keamanan di lokasi perkantoran perlu dievaluasi kembali.
Salah satu anggota DRPD Kabupaten Jayapura Sihar Lumban Tobing mengatakan kebakaran terjadi dalam jarak waktu yang tidak begitu lama. Pada 7 Agustus 2023 Kantor Arsip Daerah terbakar, disusul Radio Khena Mbai Umbai dan Kantor KPU, lalu pada 2 September kemarin Kantor Kementerian Agama juga ludes dilahap si jago merah.
“Terjadinya di waktu malam atau sudah tidak ada aktivitas di kantor-kantor tersebut. Ini ada apa, kantor yang letaknya agak sepi dari jangkauan,” ujar Sihar di Kantor DPRD Gunung Merah Sentani, Senin (4/9/2023).
Terkait hal tersebut, Tobing meminta agar pemerintah daerah bersama DPRD serta sejumlah stekholder, harus duduk bersama dan melakukan evaluasi serta mencari solusi yang tepat, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bersama terjadi kembali di kemudian hari.
“Tanpa menuduh siapa-siapa atau mencari kesalahan atas yang terjadi, kita harus terbuka satu dengan lainnya terhadap kondisi yang terjadi saat ini,” katanya.
Sihar juga mengatakan, perkantoran Bupati Jayapura di Gunung Merah, pada gapura pintu masuk ada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan di pintu bagian belakang atau pintu keluar ada Pos Polisi yang berjaga 24 jam secara bergantian.
Menurut Tobing yang juga sebagai ketua Bappemperda ini bahwa ada hal-hal teknis yang perlu dijelaskan, atau juga mendapat masukan sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah.
“Misalnya di setiap pos jaga saat ini kekurangan anggota atau minim fasilitas termasuk soal kinerja yang tidak sebanding dengan pendapatan. Lalu fasilitas penunjang lainnya seperti Damkar yang kerepotan dalam tugas dan tanggung jawabnya untuk memadamkan api,” ujar Tobing.
Kantor pemerintahan, kata Tobing, adalah objek vital yang harus dijaga setiap saat. Setiap kantor dinas minimal ada dua hingga tiga orang yang bergantian untuk menjaganya, baik saat aktif kegiatan maupun setelah pulang kantor.
“Kantor yang besar ini tetapi tidak ada kamera pengintai yang terpasang, hal ini sangat penting dalam situasi apa pun,” ujarnya.
Dia menambahkan, ada banyak kekurangan yang harus dibenahi dan dievaluasi secara bersama, baik pemerintah daerah secara umum juga secara teknis dinas terkait. Misalnya pemadam kebakaran, hingga saat ini hanya satu unit saja, padahal daerah ini sangat luas, fasilitas pendukungnya seperti armada, petugas dan lain sebagainya sangat minim.
“Kota Sentani yang setiap saat terus berkembang dan dipadati oleh perumahan penduduk, kita tidak mengantisipasinya juga dengan menyiapkan fasilitas umum seperti hydrant air di tempat umum. Jadi ketika kebakaran terjadi, bukan hanya pemadam yang terlambat, tetapi dukungan fasilitas lainnya sama sekali tidak ada, termasuk di areal perkantoran Gunung Merah ini,” katanya. (*)