Sentani, Jubi – Pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) VI, akan diawali dengan pawai budaya dari masyarakat adat yang tinggal dan menetap di Kabupaten Jayapura, bersama seluruh kerukunan keluarga dan Paguyuban Nusantara dan para peserta KMAN VI, pada 24 Oktober 2022.
Pawai budaya ini akan mengambil titik start dari lapangan Theys H. Eluay dan finish di Stadion Barnabas Youwe (SBY) Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Ketua Panitia Lokal KMAN VI Kabupaten Jayapura, Timoteus Demetouw menjelaskan bahwa dalam pawai budaya tersebut semua peserta menggunakan pakaian adat dan tradisi masing-masing, sekaligus menampilkan atraksi kesenian serta budaya yang dimiliki.
“Pawai budaya pada 24 Oktober beraneka ragam suku dan budaya akan bersatu padu, dan menampilkan semua ciri khas budaya mereka masing-masing,” ujar Demetouw di Sentani, Kamis (11/8/2022).
Dikatakan, sekitar 10 ribu peserta dari seluruh Indonesia terdiri dari masyarakat adat yang akan menghadiri KMAN VI. Selain pawai budaya, dalam pelaksanaan KMAN VI, ada juga pagelaran seni dan budaya yang dibalut dalam Festival Danau Sentani (FDS), serta peringatan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Kabupaten Jayapura yang ke-IX.
“Momentum bersejarah ini harus dikawal dan dijaga dengan sebaik mungkin serta penuh rasa tanggung jawab, oleh kita semua sebagai tuan rumah atau tuan pesta bagi seluruh masyarakat adat senusantara, yang datang ke Bumi Khena Mbai Umbai tercinta ini,” jelasnya.
Semua koordinasi, kata Demetouw, sejak jauh hari sudah diputuskan secara bersama dalam pertemuan dan rapat evaluasi yang setiap hari dilaksanakan di Sekretariat Panitia Lokal KMAN VI Stadion Barnabas Youwe Sentani.
“Jarak tempuh antara lapangan Theys dan Stadion Bas Youwe kurang lebih satu hingga dua kilometer, dan sudah pasti jalur tersebut akan diatur oleh pihak polantas agar tidak terjadi kemacetan arus lalu lintas. Ada jalur alternatif yang pada saat itu dapat digunakan,” katanya.
Secara terpisah, Ketua BPH AMAN Jayapura, Benhur Wally mengatakan semua proses pelaksanaan sudah harus dipastikan dari sisi kesiapannya. Baik itu infrastruktur, fasilitas pendukung, serta dukungan fasilitas lainnya yakni setiap rumah-rumah warga yang akan digunakan sebagai tempat tinggal.
“Ada empat zonasi yang digunakan dan harus pastikan kesiapannya. Secara khusus akomodasi, transportasi dan konsumsi, jarak antarzonasi harus diperpendek dengan penempatan rumah warga yang mudah dijangkau dari sisi transportasi dan pengantaran konsumsi,” jelasnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!