Jayapura, Jubi – Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, sudah mendunia sejak ratusan tahun lalu. Wilayah yang dikenal dengan sebutan Kota Seribu Papan itu tersohor hingga mancanegara sebagai penghasil seni ukir kayu dengan tingkat kesulitan tinggi.
Sayangnya, hingga tahun 2021 lalu, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, akses jaringan internetnya belum sepenuhnya terhubung dengan koneksi yang cepat untuk menunjang sektor perekonomian, pendidikan, kesehatan hingga layanan publik, di tengah masifnya era digitalisasi.
PT Telkom Indonesia kemudian tergerak melakukan ekspansi jaringan internet high speed IndiHome untuk menghubungkan “dunia” di ujung timur Indonesia itu, sebagaimana komitmen PT Telkom untuk mewujudkan pemerataan akses internet yang menyeluruh di Indonesia selaras dengan tiga misi mereka, yakni mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital, mengembangkan talenta digital unggulan, serta mengorkestrasi ekosistem digital.
Kehadiran akses internet dengan kecepatan tinggi sangat dinantikan di Kabupaten Asmat, sebagai satu di antara wilayah terluar yang letaknya berada di bibir Lautan Arafura, Samudera Pasifik.
Mengutip pernyataan Menteri BUMN, Erick Thohir pada laman resmi Telkom Indonesia, Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital berperan sebagai salah satu tulang punggung digitalisasi Indonesia harus selalu berinovasi untuk mewujudkan ekosistem digital yang merata di masa depan.
Tak hanya semata untuk memenuhi permintaan pasar dan konsumen, Telkom meyakini digitalisasi dapat membawa Indonesia melompat lebih jauh hingga mampu sejajar dengan negara maju lainnya.
Penuh Tantangan
Dari empat area operasional Kantor Daerah Telkom (Kandatel) Merauke, Kabupaten Asmat menjadi wilayah terakhir yang belum terhubung jaringan fiber optik IndiHome. Pada April 2022, Kandatel Merauke melakukan ekspansi ke Keppi, Kabupaten Mappi dengan kapasitas 1.100 port.
Menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia, Kandatel Merauke mulai memetakan ekspansi ke Kota Agats, Kabupaten Asmat dengan kapasitas yang sama, bertepatan dengan tema besar kehadiran internet koneksi cepat di wilayah tersebut.
“Kandatel Merauke memiliki empat area operasional, Kota Merauke, Kabupaten Boven Digoel di Kota Tanah Merah, Kabupaten Mappi di Kota Keppi dan Kabupaten Asmat di Kota Agats. Namun waktu itu, ada satu area yang belum terhubung dengan jaringan fiber optik yaitu Kabupaten Asmat,” kata Kepala Kandatel Merauke, Jitzak Ninef yang kini sedang menanti SK mutasi ke kampung halamannya di Kupang.
Pertengahan Agustus 2022, Jitzak bersama timnya yang beranggotakan sembilan orang berangkat dari Merauke menuju Kota Agats menumpangi kapal laut. Perjalanan mereka dipayungi cuaca yang bersahabat. Namun, gelombang tinggi di lautan arafura membuat beberapa di antara mereka mengalami mabuk laut. Ini menjadi tantangan pertama yang mereka hadapi, menempuh perjalanan kurang lebih selama 36 jam.
“Waktu itu saya bersama tim menggunakan kapal laut Tatamailau sekitar 30-36 jam dari Merauke menuju Agats, karena waktu itu ombak di lautan sangat luar biasa. Kami lihat barang-barang seperti air mineral dalam dus itu sudah terbolak-balik di atas kapal. Dari sembilan orang itu kami hanya dua orang yang bisa jalan-jalan di kapal, karena yang lain belum pernah naik kapal dan mabuk laut,” ujarnya.
Jitzak menuturkan, pembangunan jaringan internet di Kabupaten Asmat juga cukup sulit karena dikelilingi oleh daratan berlumpur dan rawa. Kondisi itu membuat mereka sempat kesulitan saat hendak menancapkan tiang utilitas untuk menopang kabel. Mereka harus menggunakan kayu khusus sebagai pengganti tiang beton.
“Itu juga menjadi tantangan bagi kita, waktu mau menanam tiang di sana itu agak susah karena tiang beton yang kita pakai itu tidak sesuai spesifikasi di sana. Kita harus pakai kayu-kayu khusus,” tuturnya.
Pengiriman material juga menjadi kendala yang harus mereka hadapi. Ketergantungan via kapal laut yang memakan waktu hingga dua minggu membuat mereka kewalahan. Untuk mengatasi itu, mereka sering meminta bantuan pengiriman menggunakan pesawat dari Timika yang lokasinya lebih dekat.
“Kalau materialnya habis kita bergantung sama pengiriman kapal laut. Dua minggu sekali kita kirim, kadang seminggu sekali 200 pcs kabel ukuran 200 meter, terus ada material modem, dan set up box-nya yang bisa mencapai puluhan koli. Itu tidak bertahan lama, kadang belum sampai kapal berikutnya barangnya sudah habis lagi. Kadang jadwal kapal terlambat kita minta bantuan kirim dari Timika menggunakan pesawat,” bebernya.
Jitzak mengakui, menghubungkan dunia lewat jaringan internet di Kabupaten Asmat adalah ujian terbesar yang harus dilalui untuk mewujudkan impian besar Telkom dalam upaya pemerataan akses internet menyeluruh di Indonesia.
“Kami bercita-cita untuk menyiapkan SDM maupun infrastruktur Telkom agar bisa melayani internet dengan kecepatan tinggi IndiHome. Menyatukan Indonesia lewat jaringan internet adalah ujian terbesar kami dan ini adalah langkah besar untuk mewujudkan impian terbesar itu. Usaha-usaha ini kami lakukan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh untuk membangun Indonesia,” kata Jitzak.
Kepuasan yang Tak Tergantikan
Jitzak pertama kali bertugas di Merauke, Papua Selatan sejak 1 Juni 2022 dengan status awalnya sebagai Pjs Kandatel. Selain membawa misi Telkom Indonesia untuk membangun infrastruktur internet dan pemerataan akses internet hingga ke daerah pelosok, Jitzak juga terpanggil untuk melayani dan membangun Kabupaten Asmat yang sudah dikenalnya sejak dulu.
“Dari Kupang tahun 90-an itu saya pernah baca tentang Merauke, Tanah Merah, Asmat dan lainnya, itu awal saya kerja di Telkom. Saya penasaran dan setelah saya kerja di Telkom regional Indonesia Timur itu ternyata STO atau layanan telepon rumah di sini itu sudah tutup. Sehingga saya ikut tergerak bagaimana bisa menghadirkan kembali layanan Telkom Group untuk mensupport di Kabupaten-Kabupaten terpencil atau terluar itu,” ujarnya.
Melalui akses internet yang cepat, ia bercita-cita menduniakan kembali Kabupaten Asmat yang sudah sangat tersohor dengan seni ukiran kayunya hingga ke mancanegara.
“Kabupaten Asmat itu sebelumnya banyak orang yang sudah tahu, karena sudah terkenal sejak zaman dulu. Seni ukir Asmat juga sudah mendunia, kami penasaran juga kenapa wilayah yang sudah mendunia itu belum menikmati high speed internet. Saya termasuk orang yang beruntung di dunia ini karena bisa menginjakkan kaki di sana,” tuturnya.
Menurut Jitzak, akses internet yang cepat akan membantu memperkenalkan Asmat secara luas hingga ke seluruh dunia tanpa batas. Bagi dia, pemerataan akses internet yang kini telah masuk di Kabupaten Asmat merupakan sesuatu yang adil yang sudah semestinya dinikmati oleh masyarakat hingga ke pelosok.
“Ada satu akun instagram tentang Asmat yang memiliki banyak follower, dia banyak mengeksplore tentang museum di sana dan juga seni. Artinya apa yang kita lakukan ini sebenarnya sudah sangat adil buat masyarakat di sana, karena secara penggunaan aplikasi sosial media itu sudah luar biasa di sana. Itu juga yang menjadi cita-cita saya selama bertugas di Merauke,” ungkapnya.
Akhir Agustus 2022, akses internet IndiHome resmi terkoneksi di Kota Agats, Kabupaten Asmat. Jitzak dan timnya melakukan ujicoba perdana koneksi internet dari basecamp tempat mereka tinggal dan memanggil masyarakat sekitar untuk menikmati langsung akses internet IndiHome.
“Kita melihat langsung masyarakat dan anak-anak di sana menikmati internet dengan kecepatan tinggi, itu menjadi kepuasan tersendiri bagi kita yang tidak bisa kita temukan di tempat lain. Setelah penuhi itu saya merasa sangat puas dan bangga sekali. Itu sebuah kepuasan yang tidak bisa terganti dengan apapun,” ucapnya.
Masyarakat setempat menyambut kehadiran IndiHome dengan suka cita. Mereka menyadari akses internet sudah menjadi kebutuhan penunjang di era serba digital. Terlebih, sudah sekian lamanya mereka baru terhubung dengan akses internet dengan koneksi yang cepat.
“Persoalan yang paling mendasar di ujung timur Indonesia, terutama untuk Kabupaten Asmat ini kan selalu kurang terakses dengan jaringan internet. Yang kita pakai di sini kan paket data dan itu kadang bagus, kadang hilang, jadi kita punya aktivitas yang memerlukan data internet itu sering terkendala. Akhirnya kita di sini ketinggalan informasi juga,” kata Bapak Sirken, salah seorang warga yang dikutip dari tayangan video testimoni Telkom.
Samuel Kambu juga mengungkapkan hal senada. Kehadiran akses internet cepat IndiHome di Asmat akan membantu perkembangan informasi dan layanan publik.
“Kami sudah cukup lama menunggu kehadiran Indihome ini. Ini sangat membantu dan sangat baik untuk perkembangan Kabupaten Asmat, baik untuk perkembangan informasi secara digital melalui internet, media sosial dan itu sangat membantu baik di lingkungan masyarakat maupun pemerintahan di era modern seperti saat ini,” kata Samuel.
Memberdayakan SDM Lokal
Misi Telkom Indonesia melalui pemerataan akses internet menyeluruh hingga pelosok juga memberikan peluang besar bagi putra-putri lokal di Kota Agats, Kabupaten Asmat.
Sejak ekspansi perdana di Kota Seribu Papan itu, Kandatel Merauke telah merekrut dan memberdayakan putra lokal setempat berkarier sebagai teknisi dan sales force.
Jitzak Ninef mengatakan saat memulai pembangunan jaringan internet IndiHome di Kota Agats mereka sekaligus membekali dan mengajar putra-putra lokal setempat untuk menjadi teknisi dan sales.
“Waktu pertama masuk di sana personel untuk aktivitasi jaringan kita terbatas, jadi kita sekaligus mengajar putra-putra lokal di Agats untuk menjadi teknisi dan sales IndiHome,” katanya.
Sampai dengan sekarang, Jitzak menyebut SDM lokal Agats yang diberdayakan total berjumlah sembilan orang yang di antaranya empat orang teknisi, dua orang tenaga lapangan untuk merespons gangguan jaringan dan tiga orang tenaga sales force.
“Total putra lokal teknisi IndiHome untuk pasang-pasang itu ada empat orang, sedangkan untuk khusus kawal gangguan itu ada dua orang. Untuk sales force awalnya ada empat orang sekarang tinggal tiga orang,” sebutnya.
Antusiasme Pengguna Internet di Agats
Kehadiran akses internet high speed IndiHome di Kota Agats, Kabupaten Asmat disambut antusias oleh masyarakat setempat. Awal pemasangan perdana pada minggu pertama Agustus 2022 lalu telah mengaktivasi 10 pelanggan dalam sehari. Dalam satu bulan aktivasi IndiHome di Agats mencapai 200 lebih pelanggan.
“Minggu pertama itu antusiasme masyarakat di sana luar biasa, sehingga rata-rata aktivitas perharinya di sana itu mencapai 10 pelanggan perhari. Sebenarnya bisa lebih, cuma personel aktivitasi kita terbatas. Akhirnya dalam satu bulan saja itu kita berhasil mengaktivasi lebih dari 200 pelanggan baru,” kata Jitzak Ninef.
Data terakhir hingga akhir April 2023 lalu, pelanggan IndiHome di Agats telah mencapai 600 lebih pelanggan.
“Sampai dengan akhir April kemarin itu pelanggan yang tercatat di Kota Agats itu sudah 650-an pelanggan. Artinya sudah lebih dari setengah kapasitas yang kita bangun di sana itu sudah terisi penuh oleh pelanggan baru,” beber Jitzak.
Awal 2023 lalu, Kandatel Merauke menambah jaringan baru di beberapa titik yang belum sempat terhubung akses internet
“Kita tambah sekitar 200-an dan antusiasmenya masyarakat tetap luar biasa. Kami tetap memonitor layanan di sana sampai saat ini lewat teman-teman yang kita rekrut di Asmat putra-putra lokal di sana,” jelasnya.
Kandatel Merauke melalui IndiHome juga terus mensupport akses internet publik lewat penyediaan beberapa titik Wifi Corner untuk melayani masyarakat yang belum memiliki jaringan IndiHome ataupun bagi para pelajar. Mereka juga mendukung ketersediaan internet dalam kegiatan-kegiatan budaya yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Asmat.
“Untuk wifi corner atau internet untuk publik itu kita terus dukung di sana, seperti berapa waktu lalu ada pameran budaya di sana juga kita support. Kami juga sudah berkomunikasi dengan Kadis Kominfo di sana untuk kita siapkan internet publik di kawasan itu juga, dan untuk alat operasinya kita sudah siapkan,” ungkapnya.
“Hal itu dilakukan untuk memberikan akses internet kepada masyarakat yang belum memiliki akses jaringan IndiHome di rumah dan juga anak-anak sekolah dengan kecepatan sampai 100 Mbps. Sebelumnya sudah ada satu wifi publik juga yang sudah terpasang di area Polres,” sambungnya.
Internet memang telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat di era digitalisasi. Kehadiran IndiHome di Kabupaten Asmat merupakan komitmen PT Telkom Indonesia untuk mewujudkan pemerataan akses internet menyeluruh di Indonesia.
Kini masyarakat Kota Agats, Kabupaten Asmat bisa mengakses perkembangan informasi secara luas dan Berkonten Ria Bersama IndiHome, seperti tagline yang diusung PT Telkom Indonesia “The World in Your Hand” yang bermakna dunia dalam genggaman anda
“IndiHome resmi hadir di Tanah Papua itu kan sekitar 2015-2016, jadi terhitung masuk pertama di Asmat itu tahun 2022, jadi sudah enam tahun lah. Tapi sebelum itu mereka di sana sudah bisa mengakses Internet via mobile lewat layanan Telkomsel. Hanya memang untuk high speed internet yang berbasis broadband fiber optik itu baru ada setelah Telkom masuk ke sana,” tutup Jitzak. (*)