Jayapura, Jubi – Hari pertama Idulfitri 1445H sejumlah pedagang ayam potong atau daging ayam di Pasar Youtefa tutup. Ada tiga penjual daging ayam yang memilih tetap buka dan lapaknya tampak dipenuhi antrean pembeli.
Sejumlah pembeli nonmuslim itu rela antre untuk membeli daging ayam di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Rabu (10/04/2024). Selain karena banyak pedagang daging ayam tutup, mereka juga memilih belanja ayam di lapak tersebut karena kualitas daging ayam yang baik.
Lika Wenda (30), seorang pembeli mengatakan ia sudah mengantre cukup lama untuk membeli daging ayam salah satu lapak pedagang. Menurutnya yang mengantre membeli daging ayam memang kebanyakan warga nonmuslim yang merupakan orang asli papua atau OAP.
“Saya datang juga orang sudah banyak yang antrie, bahkan ada yang sudah selesai beli dan pulang. Itu kan memang hari raya, jadi mereka libur dan cuma beberapa saja yang jualan ini, saya jalan keliling dari tadi semua tutup, tapi tidak apa-apa, tunggu saja,” katanya saat ditemui Jubi sambil mengantre di lapak pedagang ayam di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Rabu (10/04/2024).
Dina (18), pembeli lainnya juga mengatakan sudah mengantre hampir 30 menit, karena banyaknya orang yang datang membeli daging ayam, sementara para pedagang banyak yang tutup. “Ada beberapa warga muslim, cuma yang paling banyak antre memang warga nonmuslim dan juga OAP,” kata Dina.
Ia mengatakan harga daging ayam berkisar Rp85 ribu, Rp90 ribu, dan Rp95 ribu, “Walaupun mahal tapi banyak orang yang datang beli,” ujarnya.
Yedi (50), pembeli lain yang ikut mengantre mengatakan daging ayam di lapak itu masih segar dan orang lebih banyak beli kepada pedagang tersebut daripada yang lain. Menurutnya pedagang yang paling banyak antrean memang laris. Stok ayamnya sudah beberapa kali habis dan sejumlah karung berisi ayam sudah didatangkan beberapa kali.
“Saya masih tunggu ini karena ayamnya habis sehingga ibunya masih pesan suaminya bawa datang ayam lagi,” kata Yedi yang mengaku rela mengantre lama di lapak itu karena ayam yang didatangkan segar-segar habis dipotong.
Lina [40] pedagang daging ayam itu mengakui dari tadi banyak pembeli yang antre di tempatnya karena ayamnya memang baru dipotong dan masih segar. Ia mengaku sudah tiga kali menelepon suaminya untuk memotong dan membersihkan ayam di kandang dan membawanya ke pasar karena banyaknya pembeli.
Alhasil dia cukup kewalahan melayani pembeli sambil harus memotong-motong ayam sesuai permintaan pembeli. Untungnya ada pembeli yang memilih membeli ayam utuh sehingga mempercepat antrean.
“Saya capek potong makanya ada pembeli yang inisiatif untuk beli utuh begitu baru potong di rumah sendiri, ada yang beli dua ekor, ada yang lima ekor. Harganya dari Rp85 ribu sampai Rp95 ribu per ekor dan ayamnya besar-besar,” kata Lina.
Lina menyebutkan sudah meminta bantuan anaknya untuk tangani pesanan, karena mereka juga harus segera pulang. “Ia semuanya lagi libur makanya cuma beberapa orang saja yang lagi jualan, mungkin siang sedikit kami juga sudah pulang. Kebanyakan yang beli nonmuslim, orang Papua dari tadi yang paling banyak beli, saya sendiri sampai telepon anak saya untuk datang bantu,” katanya.
Pedagang lain, Sintia (55) mengatakan banyaknya pembeli membuat dirinya juga capek memotong. Untuk itu dia juga sampai minta bantuan temannya.
Menurut Sintia, daging ayam yang ia jual hanya sisa dari daging ayam yang dipotong kemarin. Jumlahnya tidak terlalu banyak. Dia juga ingin segera pulang untuk persiapan Lebaran.
Sintia menjual daging ayamnya mulai dari Rp80 ribu sampai Rp90 ribu. Dia juga mengatakan antrean pembeli sejak pagi kebanyakan nonmuslim. “Mungkin lagi libur, jadi pada beli daging ayam untuk bakar-bakar atau ada acara karena dari tadi antrran bahkan ada yang tunggu kami bawa datang yang baru dan ada yang sudah bayar duluan sebelum ayamnya datang,” katanya. (*)
Discussion about this post