Jayapura, Jubi – Penjabat Wali Kota Jayapura Frans Pekey mengaku tidak ada evaluasi terkait kerja sama dengan Politeknik Penerbangan Indonesia atau PPI Curug, Tangerang, Banten, tentang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Hal itu disampaikan Pj Wali Kota Jayapura saat dimintai keterangan terkait keberlanjutan program pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang perhubungan di Jayapura, Selasa (9/4/2024).
Pemerintah Kota Jayapura melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyepakati kerjasama dengan Politeknik Penerbangan Indonesia atau PPI Curug, Tangerang, Banten pada 8 September 2023.
Penandatanganan perjanjian kerjasama itu berlangsung di ruang rapat Wali Kota Jayapura, yang dihadiri langsung Kepala Pusat Baran Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan (BPSDM Kemenhub) Republik Indonesia, Ahmad Setiyo Prabowo dan Direktur PPI Curug, Agustono.
Dari pihak Pemkot Jayapura dihadiri oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Robby Kepas Awi, Kepala Bidang Pembinaan SMA/SMK Dikbud Kota Jayapura, Nurjaya, Kepala Bidang Pembinaan SMP, Yoppy Yoram Hanuebi, Kepala Bidang Pembinaan SD, Ellen Montolalu, dan beberapa pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Jayapura.
“Saya senang bahwa apa yang kami rencanakan bisa terwujud. Ini menunjukkan bahwa komitmen bersama antara Pemkot Jayapura dan PPI Curug dalam pengembangan SDM di bidang perhubungan berjalan baik. Kedepannya bukan hanya perhubungan udara tapi juga darat dan laut,” ujar Pekey.
Selama menempuh pendidikan di bidang transportasi udara, putra-putri asli Port Numbay (Kota Jayapura) terus dilakukan pendampingan agar belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh, sehingga menyelesaikan studi dengan baik.
“Kepada pihak PPI Curug agar menjaga, mendidik, dan membimbing anak-anak Port Numbay yang menempuh pendidikan penebangan, agar dapat membangun daerahnya terutama di bidang transportasi udara di Papua khususnya di Kota Jayapura,” ujarnya.
Pekey mengatakan terus mendorong pengembangan SDM anak-anak Papua terutama Port Numbay di berbagai bidang agar kompetitif dan semangat membangun daerahnya sendiri.
“Kedepannya bukan hanya perhubungan udara, tetapi juga darat, laut, navigasi, dan lain-lain sehingga pendidikan kedinasan (siap pakai).
Masyarakat Papua tidak boleh tertinggal atau tidak boleh termajinalisasi oleh kemajuan pembangunan tapi terus unggul, kompetitif, dan berdaya saing, ujarnya.
Frans Pekey menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Perhubungan melalui BPSDM Perhubungan yang sudah menerima anak-anak Port Numbay untuk menempuh pendidikan di PPI Curug.
“Siapkan diri dan manfaatkan peluang yang sudah disiapkan untuk masa depan yang lebih baik dan bersama-sama membangun bangsa. Papua terutama Kota Jayapura membutuhkan pilot yang handal dan profesional,” jelasnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Abdul Majid, mengatakan sejumlah lima anak asli Port Numbay menempuh pendidikan di bidang penerbangan di PPI Curug, Tangerang, Banten.
“Tiga orang untuk program studi penerbangan dan dua orang untuk teknik penerbangan udara. Kami bangga anak-anak asli Port Numbay bisa menempuh pendidikan di lembaga yang telah disediakan negara untuk menempuh pendidikan yang baik,” ujarnya.
Pemerintah Kota Jayapura memilih PPI Curug untuk mengirim anak-anak Port Numbay untuk menempuh pendidikan di bidang penerbangan, karena sudah terbukti berkualitas dan menghasilkan lulusan terbaik.
“Pembiayaannya dari APBD Kota Jayapura. Kami menggunakan dana Otonomi Khusus (Otsus) dari 30 persen yang dialokasikan untuk pendidikan. PPI Curug ini merupakan pendidikan penerbangan sipil terkuat penyelenggaraan kebandar udaraan mulai dari pilot, kelistrikan bandara, navigasi, lalulintas udara, mekanikal bandara, dan lain-lain,” ujarnya.
Koordinator Pelatihan PPI Curug, Afrizal mengatakan anak-anak Port Numbay yang mengikuti pendidikan di PPI Curug beradaptasi dengan baik dan mampu mengikuti pelajaran dengam baik.
“Kami menyampaikan terimakasih kepada Bapak Wali Kota Jayapura yang telah mempercayakan kepada kami untuk mendidik putra-putri terbaiknya. Saya berharap mereka mampu menyelesaikan pendidikan dan mengharumkan nama Kota Jayapura,” ujarnya.
“Kota Jayapura membutuhkan pilot yang handal profesional. Mengendarai pesawat tidak sama dengan mengendarai mobil, walaupun secara akademik bagus nilainya, belum tentu bisa memiliki bakat untuk mengendarai pesawat.
Afrizal menambahkan seleksi dilakukan selama tiga hari atau dari 6-8 September 2023. Calon taruna yang dinyatakan lulus maka bisa melanjutkan pendidikan di politeknik penerbangan.
“Tahapan seleksinya mulai dari tes potensi, akademik, kemudian psikotes, tes kesehatan, wawancara. Penerbangan itu sifatnya zero tolerance terhadap kesalahan atau aturan-aturan yang ada, sehingga bagi yang tidak memenuhi kualifikasi yang mendasar maka itu tidak bisa melanjutkan tes,” ujarnya. (*)
Discussion about this post