Jayapura, Jubi-Pantai Hamadi memiliki lokasi yang sangat strategis untuk menjadi tempat rekreasi. Biasanya selain berekreasi ada juga warga yang mengadakan acara keluarga atau organisasi menggelar kegiatan. Tempat ini memang menjadi salah satu pilihan berkegiatan berkelompok karena lokasinya dekat atau hanya sekitar 5 km dari pusat Kota Jayapura.
Akses ke Pantai Hamadi yang terletak di Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura ini pun gampang. Selain berada di pinggir jalan raya, juga bisa diakses dari berbagai arah. Ada yang bisa lewat Jembatan Youtefa yang dikenal juga dengan nama ‘Jembata Merah’ atau ‘Jembatan Jokowi’. Bisa juga lewat Ringroad atau jembatan Teluk Youtefa. Selain itu juga bisa lewat Jalan Raya Pantai Hamadi.
Pantai Hamadi tidak hanya bisa diakses oleh warga dari Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, tetapi juga oleh warga Kabupaten Keerom.
Objek wisata Pantai Hamadi tidak hanya menawarkan pantainya yang luas berpasir, tetapi juga menjadi lokasi berenang segala usia, karena ada bagian pantai yang dibendung dengan susunan balok beton cetak penahan ombak menjadi menyerupai kolam renang. Hanya saja ‘kolam renang’ ini terkadang tidak berisi cukup air pada saat air laut surut. Namun masih kondusif untuk tempat anak-anak berenang.
Selain itu juga terdapat banyak aneka jajanan, seperti bakso, mie ayam, jagung, cilok, arum manis, balon, dan aneka minuman hangat maupun dingin yang dijual di sepanjang pantai.
Risal dan Santi adalah pasangan suami-istri yang sering berkunjung ke Pantai Hamadi, karena dekat dari rumah mereka. Pada Minggu (17/9/2023) mereka datang ke pantai itu pada pukul 15.00 WP dan pulang pada pukul 17.00 WP. Mereka membawa kedua anak mereka ke sana. Anak-anak itu sangat senang bermain pasir dan berenang.
“Ombaknya tidak terlalu besar jadi aman untuk anak-anak,” kata Santi.
Meski cukup aman mereka tetap mengawasi kedua anak mereka. Selain berenang mereka juga mengajaknya membeli jajanan.
Selain Risal dan Santi, juga ada mahasiswa bernama Roy, Risna, Hikmah, dan Atarman yang ditemui sedang menikmati Pantai Hamadi pada Minggu (17/9/2023) itu. Mereka tinggal di wilayah Abepura dan datang dengan sepeda motor. Meski agak jauh dari rumah, mereka sering ke Pantai Hamadi menikmati akhir pekan.
Karena sibuk dengan kuliah, terkadang mereka jenuh dan butuh rekreasi ke tempat yang nyaman, aman, dan ramah di kantong mahasiswa.
Itu adalah sejumlah kelebihan di Pantai Hamadi. Tetapi saat ini ada juga beberapa kekurangan Pantai Hamadi sebagai objek wisata. Setidaknya ada empat kekurangan Pantai Hamadi seperti diamati Jubi pada Minggu (17/9/2023) dan juga berdasarkan wawancara dengan beberapa pengunjung.
Kekurangan pertama: Tata kelola sampah yang buruk
Pengelola objek wisata di Pantai Hamadi mengaku sudah membersihkan sampah setiap hari, tetapi pengunjung yang kurang sadar pentingnya kebersihan masih saja membuang sampah sembarangan. Ada yang membuang sampah sembarangan di kamar mandi.
Ada juga pengunjung yang membuang sampah plastik bungkus makanan atau botol minuman sembarang di pantai. Bahkan ada yang membuangnya ke laut tempat pengunjung biasa berenang. Bungkus plastik, pampers bayi, dan sisa-sisa makanan yang dibuang pengunjung yang mengakibatkan banyak sampah mengapung di permukaan air pantai tersebut. Menurut pengelola sulit membersihkan jika sampah tersebut di buang ke laut.
Kekurangan kedua: Retribusi parkir yang mahal
Pengelola terkadang mematok tarif parkir kendaraan yang menurut pengunjung tidak masuk akal. Tarif parkir yang dikeluhkan itu untuk sepeda motor Rp10 ribu dan mobil Rp20 ribu hingga Rp50 ribu. Bahkan retribusi ini tanpa karcis.
Kekurangan ketiga: Tarif toilet yang mahal
Jika ingin menggunakan toilet harus membayar. Jika mandi Rp10 ribu, buang air besar Rp10 ribu, dan buang air kecil Rp5 ribu.
Memang tidak dipungkiri tarif masuk kamar mandi ini dipungut karena ketersediaan air bersih yang sulit di sekitar Pantai Hamadi, karena tidak ada fasilitas yang dibuat pemerintah. Karena itu untuk memasok air pengelola membeli tanki air bersih yang dipasok lima mobil tanki sehari atau 6.000 liter per hari.
Kekurangan keempat: Sewa para-para atau pondok yang mahal
Untuk bisa menikmati pantai berjam-jam sudah pasti pengunjung juga duduk-duduk di pondok atau para-para yang telah disediakan pengelola. Hanya saja tarif duduk di pondok ini cukup mahal, yaitu Rp100 ribu untuk pondok yang tidak beratap dan Rp300 ribu untuk pondok yang beratap.
Nah, itulah persoalan di Pantai Hamadi yang perlu menjadi perhatian Dinas Pariwisata Kota Jayapura dan pengelolanya agar pantainya yang indah bisa dinikmati warga dan pengunjung dengan nyaman tanpa keluhan. (*)