Jayapura, Jubi – Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua menyatakan siap membantu memasarkan kopi Papua, lewat pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM hingga mendunia. Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Papua, Juli Budi Winantya, di Kota Jayapura, Minggu (6/8/2023).
Menurut Juli, kopi Papua layak untuk terus diangkat karena memiliki cita rasa otentik, unik, dan juga menarik bagi para penikmat kopi, baik yang ada di dalam negeri maupun dunia internasional.
“Sebagai wujud nyata komitmen Bank Indonesia (BI) dalam mengembangkan industri kopi di Papua, kami telah melakukan berbagai macam pelatihan, di antaranya bagi para petani kopi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan,” katanya.
Juli mengatakan pelatihan bagi para perani kopi merupakan bentuk pengembangan dari sisi hulu. Sedangkan dari sisi hilir, BI telah melakukan penilaian terhadap produk UMKM di Papua, dan juga pameran serta mengirim produk kopi Papua di berbagai kegiatan, baik skala nasional maupun juga internasional.
“Tahun ini kami juga menggelar Festival Kopi yang ke-6 di Kota Jayapura dengan melibatkan 37 UMKM. Hal ini membuktikan kopi Papua memiliki potensi yang sangat baik,” ujarnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan Papua sangat terkenal dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya pertanian dan perkebunan.
Makanya BI sangat terpanggil, sebab sesuai program hilirisasi pertanian.
“Ini kami lakukan dengan harapan produk pertanian akan lebih besar,” kata Destry.
Soal kopi Papua, ujar Destry, menjadi salah satu komoditas unggulan dari Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari otentikasi aroma, rasa, yang mana sudah menjarah atau sudah beredar baik di domestik maupun internasional.
“Sebenarnya Indonesia memiliki luas area perkebunan sekitara 1,28 juta hektare. Dengan kapasitas produksi 781 ribu ton per tahun. Saingan kita adalah kopi Brasil dan Vietnam. Ini jelas menjadi tantangan buat kita semua,” ujarnya.
Sementara di Papua, kata Destry, perkebunan kopi saat ini baru mencapai 13.991 hektare dengan produksi 2.799 ton per tahun.
“Memang kontribusi kopi Papua masih relatif rendah secara nasional yakni 1.09 persen, tapi ini peluang karena potensinya masih sangat besar. Untuk itu, kita perlu bersinergi bersama karena hilirisasi untuk kopi akan sangat terbuka lebar, apalagi kualitas kopi Papua tidak kalah,” katanya. (*)