Manokwari, Jubi – Provinsi Papua Barat sejak dimekarkan dari Provinsi Papua belum memiliki fasilitas layanan kesehatan Rumah Sakit Jiwa – RSJ. Hal Ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan.
Untuk mengatasi itu, Pemerintah melalui Dinas Kesehatan telah mengupayakan layanan penanganan sakit jiwa yang terintegrasi dengan Rumah Sakit Provinsi Papua Barat (RSPB).
“Untuk layanan sakit jiwa memang baru akan diintegrasikan dengan Rumah Sakit Provinsi, dan rencana tahun ini sudah mulai buka layanan jiwa dengan disiapkan tempatnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Otto Parorongan, Rabu (29/3/2023) malam.
Otto mengaku selama ini memang pasien gangguan jiwa kerap di rujuk ke Rumah Sakit di Jayapura, Provinsi Papua.
“Selama ini memang kita rujuk ke Rumah Sakit Jiwa Abepura Jayapura, Papua kita kerja sama dengan Rumah sakit di sana, namun tahun ini kita sudah membuka layanan jiwa,” ucapnya
Direktur Rumah Sakit Provinsi Papua Barat dr Arnold Tiniap menambahkan, layanan pasien jiwa selama ini memang belum ada di Papua Barat dan hal itu dirindukan oleh masyarakat.
“Kita merindukan rumah sakit atau minimal layanan jiwa, tapi Puji Tuhan, tahun lalu kita bangun fisik (ruangan layanan jiwa) dan tahun ini kita juga kan mempersiapkan sumber daya manusianya yakni dokter jiwa, tinggal perawat kita latih, untuk berikutnya kita siapkan,” ucapnya.
Menurut Arnold selain membuka layanan jiwa, di tahun 2023 ini Dinas Kesehatan dan RSPB juga membuka layanan rehabilitasi bagi mereka yang menjadi pecandu narkotika di Provinsi Papua Barat.
“Sesuai dengan kebijakan dari Kejaksaan kita juga telah melakukan MoU kemudian bulan lalu digelar pelatihan bagi tenaga pelayanan narkotika yang dilakukan dengan kerja sama BNN Papua Barat,” kata Tiniap.
Arnold menambahkan bahwa kapasitas ruangan sebanyak 42 tempat tidur sehingga kemungkinan pihaknya akan membagi dua jenis pelayanan.
“Sebagian untuk pelayanan jiwa dan sebagian untuk pelayanan Narkotika,” jelasnya. (*)
