Manokwari, Jubi – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta pabrik pengolahan kelapa sawit di kawasan Distrik Prafi Kabupaten Manokwari, Papua Barat, segera dibangun. Hal ini disampaikan setelah meninjau lokasi peremajaan Kelapa sawit di SP 3 Distrik Prafi, Sabtu (15/7/2023).
“Pabrik di Medco terbakar, jadi mereka petani ini harus ke Makassar lagi sehingga dipercepat saja,” kata Wapres dihadapan petani di Prafi.
Pabrik kelapa sawit yang mau dibangun sudah diberikan nama oleh Penjabat Gubernur dan para petani.
“Nama Pabrik Kelapa sawit Arfak Maruf Amin Sejahtera,” ucap Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw saat mendapingi kunjungan wapres di Prafi.
Ketua Asosiasi petani kelapa sawit Indonesia – APKASINDO, Gulat ME Manurung mengatakan pabrik kelapa sawit akan dibangun tahun 2024. Penyerahan rekomendasi teknik pabrik sawit petani dan PSR merupakan tonggak sejarah baru bagi perkebunan sawit petani di Papua Barat.
Khusus pabrik sawit koperasi petani telah lama ditunggu-tunggu kehadirannya, karena selama ini petani menjual hasil panen kepada pabrik di luar. Akibatnya petani mendapat harga tandan buah segar – TBS sawit yang sangat rendah dan kualitas TBS akan menurun karena pengiriman buah sawit petani dari kebun hasil panen ke pabrik yang ada di luar Manokwari.
“Kapasitas pabrik yang akan dibangun sebesar 15 ton TBS per jam yang dapat ditingkatkan menjadi 30 ton TBS sebagai bahan bakunya. Jika nanti semua lahan koperasi produsen Arfak sejahtera sudah diremajakan dan akan memasuki fase tanaman produktif nantinya kapasitas pabrik dapat ditingkatkan,” ucapnya.
Pabrik kelapa sawit yang akan dibangun membutuhkan dana sebesar Rp80 miliar. Dari jumlah tersebut BPDPKS atau Badan pengelolah dana perkebunan kelapa sawit menyiapkan pembangunan dan kekurangannya akan dipinjam oleh koperasi ke salah satu bank milik pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat – KUR.
Dikatakan Manurung, koperasi Arfak sejahtera sedang mengikuti program peremajaan sawit rakyat yang memanfaatkan dana hibah dari BPDPKS sebesar Rp30 juta per hektare.
Saat ini sudah menerima program peremajaan sawit rakyat atau PSR seluas 2,044 atau senilai Rp60 miliar yang dimulai tahun 2020 sebesar 252 hektare tahun 2021 sebesar 928 hektare dan tahun 2022 sebesar 864 hektare.
Koperasi produsen Arfak sejahtera memiliki lahan sawit seluas 9.400 hektare yang terdiri dari tanaman menghasilkan seluas 3.100 hektare dan tanaman belum menghasilkan 2.044 hektare sehingga total potensi kebun sawit produktif seluas 5.144 hektare, sedangkan kebun sawit yang diremajakan selanjutnya seluas 4.256 hektare.
“Dengan segala keterbatasan kami, tanpa bapak ibu sekalian mustahil bagi kami untuk menghadirkan pabrik sawit. Ini akan menambah semangat saudara kami petani,” kata Paiki Dorteus ketua koperasi Produsen Arfak sejahtera.
Wapres dalam kunjungannya ke dataran Prafi mendapat sambutan antusias dari warga dan terutama pelajar yang ada di kawasan transmigrasi. (*)