Arso, Jubi – Hingga Selasa (13/2/2024) Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kabupaten Keerom telah mendistribusikan logistik Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kabupaten Keerom, Abdul Kadir di Arso, Ibu Kota Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Selasa (13/2/2024).
“Kami melakukan pelepasan distribusi logistik sejak 11 Februari 2024,” ujarnya.
Abdul mengatakan distribusi logistik pemilu di Keerom dilakukan dalam dua tahap. Pada 11 Februari 2023, KPU Keerom mendistribusikan logistik ke distrik terjauh seperti Distrik Towe, Distrik Kaisenar, Distrik Waris, Distrik Web dan Distrik Senggi. Pada 12 Februari 2024, KPU Keerom mendistribusikan logistik pemilu ke distrik yang mudah dijangkau, seperti Distrik Yaffi, Distrik Arso Timur, Distrik Arso Barat, Distrik Mannem, Distrik Skanto, dan Distrik Arso.
Abdul mengatakan hingga Selasa tinggal satu kampung yang belum menerima logistik Pemilu 2024, karena tidak berhasil ditemukan oleh helikopter pengirim logistik itu. Kampung itu adalah Kampung Miliki yang terletak di Distrik Towe.
“Tanggal 12 Februari 2024, [ke Kampung Miliki distribusi] dari Senggi. Dropnya dari Senggi ke Kampung Milki, Distrik Towe. Ada kendala karena titik koordinat telah dikasih, [namun] helikopter [yang] terbang [ke sana] tidak bisa menemukan Kampung Miliki. Dia [helikopter] sudah putar lima kali untuk cari tidak bisa ditemukan,” ujarnya.
Menurut Abdul, ada lima kampung yang membutuhkan helikopter untuk mengirimkan logistik Pemilu 2024 ke sana. Kelima kampung itu adalah Kampung Miliki dan Kampung Lules, Kampung Jember di Distrik Towe, Kampung Semografi dan Kampung Tatakra di Distrik Web.
Abdul mengatakan hingga Selasa hanya Kampung Miliki yang belum menerima logistik pemilu. “Hanya satu kampung Miliki ini. Hari ini kami coba berusaha lagi untuk melakukan penerbangan ke Kampung Miliki. Mudah-mudahan hari ini bisa ke Kampung Milki. Saya kurang [tahu apa masalahnya] tapi penyampain dari pihak distribusi itu mereka sampai lima kali putar masih berusaha mudah-mudahan hari ini bisa,” katanya.
Menurutnya, KPU Keerom juga melayani sejumlah pemilih Warga Negara Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan negara Indonesia – Papua Nugini. Sebagian dari mereka bahkan tinggal di Papua Nugini, kendati tetap berstatus Warga Negara Indonesia.
Abdul mencontohkan Kampung Niliti di Distrik Towe, yang sebagian masyarakat memang tinggal di wilayah Papua Nugini dan masih berstatus Warga Negara Indonesia. Meskipun demikian, Abdul menegaskan semua TPS yang dilayani KPU Keerom berada di dalam wilayah Indonesia.
“Semua TPS ada di wilayah Indonesia. Kampung Niliti memang berbatasan dengan Papua Nugini. Itu kondisi geografis yang susah kami tempuh ke sana. Awalnya kami berangkatkan pakai helikopter, tapi medan sehingga pakai mobil transportasi darat. Mungkin ada masyarakatnya yang tinggal [di wilayah PNG]. Saya dengar itu daerah perbatasan dekat dengan PNG,” ujarnya.
Abdul mengatakan terdapat 216 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 11 distrik di Kabupaten Keerom. Diantaranya di Distrik Skanto (49 TPS), Distrik Arso (44 TPS), Distrik Arso Barat (38 TPS), Distrik Waris (18 TPS), Distrik Arso Timur (15 TPS), Distrik Mannem (13 TPS). Ada juga di Distrik Towe (10 TPS), Distrik Senggi (10 TPS), Distrik Web (7 TPS), Distrik Yaffi (7 TPS) dan Distrik Kaisenar (5 TPS).
“Semua [logistik] sudah berhasil di distribusi ke distrik-distrik. Jadi sekarang itu distribusi yang dilakukan itu tinggal dari distrik ke masing-masing kampung/TPS,” ujarnya.
Abdul mengatakan ada 50.017 pemilih di Kabupaten Keerom diantaranya di Distrik Skanto (13.085 pemilih),Distrik Arso (11.140 pemilih), Distrik Arso Barat (9.831 pemilih), Distrik Waris (3.745 pemilih), Distrik Mannem (3.029 pemilih), Distrik Arso Timur (2.887 pemilih). Selain itu di Distrik Senggi (1.635 pemilih), Distrik Towe (1.417 pemilih), Distrik Yaffi (1.357 pemilih), Distrik Web (1.341 pemilih).
Abdul mengatakan KPU mengerahkan 1.512 personel Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk menggelar pemungutan suara. “Mudah-mudahan tidak ada hambatan [dalam pemungutan suara],” kata Abdul.
Ketua Panitia Pemilihan Distrik (PPD) di Distrik Arso, Junius Fatagur mengatakan semua logistik telah didistribusikan ke 12 kampung yang ada di Distrik Arso. Distrik Arso memiliki 44 TPS dengan total 11.140 pemilih. “Semua sudah didistribusikan ke kampung-kampung yang ada di Distrik Arso. Logistik semua aman dan tidak ada yang kurang dan rusak,” ujarnya.
Bawaslu cek pemilih dari Papua Nugini
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu Kabupaten Keerom, Yaser Arius Runggamusi juga menegaskan tidak ada TPS Pemilu 2024 yang berada di wilayah Papua Nugini. Namun, Runggamusi membenarkan ada sejumlah Warga Negara Indonesia yang tinggal di wilayah Papua Nugini, karena wilayah adat mereka melampaui batas negara.
“Kami melakukan koordinasi dengan KPU, [ada] empat TPS yang ada di Kampung Skofro, Distrik Arso Timur bertempat di wilayah Indonesia. Cuma sebagian DPT di sana Warga Negara Indonesia yang kebetulan wilayah adatnya masuk wilayah Papua Nugini. Mereka nanti 14 Februari 2024 [datang] dari Papua Nugini ke Indonesia untuk mencoblos,” kata Runggamus.
Runggamusi mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan pendistribusian logistik pemilu. Ia mengatakan hari ini masih dilakukan distribusi logistik dari distrik ke kampung-kampung selanjutnya ke TPS.
“Hari ini semua logistik di tampung di kantor distrik itu akan digeser ke kampung-kampung. Dan dari kampung-kampung akan diteruskan ke lokasi TPS. Pengawasan [Bawaslu] ke kampung akan diawasi oleh Panwas Bawaslu [tingkat] Distrik langsung ke kampung-kampung,” katanya. (*)
Discussion about this post