Jayapura, Jubi – Sepanjang jalan menuju Kampung Skouw Mabo, Skouw Sae, dan Skouw Yambe di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, masih banyak warga yang menanam tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu atau biasa disebut puring. Bentuk dan warna daun pun sangat bervariasi.
“Kami biasa mengambil tanaman puring ini juga dari PNG terutama kampung-kampung di pinggir jalan menuju Kota Vanimo ibu kota Sandaun Province di PNG,” kata warga Kampung Skouw Sae, Yunita Lomo, kepada Jubi di Kampung Skouw Sae, Selasa (13/2/2024).
Dia menambahkan, biasa kalau ada jenis puring baru di PNG sudah pasti dibawa dan ditanam di Kampung Skouw Sae. “Di sini banyak koleksi tanaman puring dengan bentuk warna daun yang sangat bervariasi, ada yang lebar dan macam-macam bentuk yang menarik,” katanya.
Hal senada juga dikatakan mama Eta Malo warga dari Kampung Skouw Mabo, bahwa di sini banyak warga yang menanam puring dan beragam jenis. “Biasa orang datang dari kota dan minta untuk dibawa pulang,” katanya.
Mengutip wikipedia.org, disebutkan bahwa tanaman puring atau kroton dalam bahasa latin Codiaeum variegatum adalah tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi.
Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya “terputus-putus”, dan sebagainya.
Puring cocok untuk ditanam di wilayah terbuka, walaupun tidak tertutup kemungkinan dijadikan tanaman hias di dalam ruangan. Disebutkan bahwa puring bermanfaat karena berkhasiat obat dan dapat menyerap unsur timah hitam, yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor (2,05 mg/lt).
Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae. Puring berasal dari Kepulauan Nusantara namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, serta menjadi salah satu simbol turisme. (*)