Jayapura, Jubi – Mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Papua Nugini James Marape telah diajukan pada sidang parlemen pertama sejak kerusuhan mematikan tersebut. Sekitar 300 personel polisi dan 200 tentara menjaga keamanan di Gedung Parlemen Papua Nugini selama sidang tersebut.
“Saya ingin memberi tahu Parlemen bahwa hari ini, 13 Februari 2024, pukul 13.45, di ruang ketua parlemen nasional, saya telah menerima pemberitahuan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri James Marape,” kata juru bicara di ruangan tersebut sebagaimana dilansir dari rnz.co.nz yang dikutip Jubi Selasa (13/2/2024) malam.
Pembicara melanjutkan dengan mengatakan ini adalah masalah kepentingan nasional. Dia mengatakan langkah selanjutnya adalah komite bisnis swasta akan bertemu pada hari Rabu.
Setelah pemberitahuan disetujui oleh komite, pemberitahuan tersebut akan diberikan kepada panitera untuk dilaporkan ke parlemen. Diperlukan waktu setidaknya tujuh hari sebelum dipertimbangkan menurut pembicara.
Perdana Menteri Marape mengatakan dia yakin memiliki kekuatan untuk mengalahkan mosi tersebut. Oposisi memilih kandidatnya untuk PM Koresponden RNZ Pacific di PNG Scott Waide mengatakan pihak oposisi memilih Gubernur Sepik Timur Allan Bird sebagai calon perdana menteri.
Bird sebelumnya meminta Perdana Menteri James Marape untuk bertanggung jawab atas kerusuhan Port Moresby.
Pada sesi pertama, Bird mengangkat sejumlah isu dan mempertanyakan kemajuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja.
Marape menanggapinya dengan mengatakan: “Ini adalah pertanyaan penting karena PNG menghasilkan lebih banyak angka putus sekolah dibandingkan peluang kerja”.
“Itu adalah pekerjaan yang sedang kami lakukan,” kata Marape.
Rabu yang jelek
Kehancuran akibat kerusuhan Rabu Hitam bulan Januari sangat membebani sidang parlemen.
Anggota Parlemen Timur Laut John Kaupa bertanya kepada Perdana Menteri, antara lain, apa yang akan dilakukan pemerintah untuk mendukung bisnis yang terkena dampak dan membantu mereka membangun kembali.
Marape mengatakan meski ada yang menyebutnya Rabu Hitam, ia menyebutnya ‘Rabu Jelek’.
“Beberapa orang yang terlibat dalam penggeledahan di beberapa bagian kota kami merasa terdorong oleh tidak adanya polisi di wilayah tersebut.”
Parlemen telah ditunda hingga pukul 10.00 Waktu PNG Rabu (14/2/2024) pagi besok. (*)
Discussion about this post