Jayapura, Jubi – Para mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Amerika Serikat dan Kanada mengikuti perayaan wisuda mahasiswa tahun 2023 yang disenggarakan Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua atau Imapa Amerika Serikat dan Kanada secara daring pada Senin (26/6/2023).
Perayaan wisuda itu dimulai dengan ibadah syukur yang dipimpin Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt Andrikus Mofu MTh. Acara itu dihadiri pula oleh perwakilan orangtua, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat (AS), dan para mahasiswa asal Papua yang berkuliah di berbagai negera.
Kali ini, ada 34 mahasiswa asal Papua yang telah menamatkan kuliahnya di AS dan Kanada. Mereka terdiri dari 23 mahasiswa yang lulus program Strata 1, 10 mahasiswa yang lulus program magister, dan seorang mahasiswa yang lulus program doktoral.
Lulusan program doktoral dari University of Washington, Yoshua Gombo menyatakan banyak sekali tantangan yang dihadapi mahasiswa Papua dalam menyelesaikan studi di luar negeri. Akan tetapi, tantangan itu menjadikan para mahasiwa asal Papua individu yang ulet dan terampil.
“Saya ingat betul waktu [masih studi] S1, [saya dan] dengan teman-teman harus berjualan botol plastik untuk membeli bahan makanan karena keterlambatan uang saku,” kata Gombo.
Gombo menyatakan kelulusan merupakan langkah baru membangun Papua. Ia berharap ilmu yang telah diperoleh selama belajar di AS dan Kanada dapat dipakai untuk membawa perubahan dalam membangun Papua.
“Kesuksesan studi bukan hanya diukur melalui nilai. Sukses yang sesungguhnya adalah [para lulusan yang] dapat membawa dampak positif terhadap kehidupan orang lain. Mari kitong pakai ilmu yang kitong dapat untuk membangun Papua,” ujarnya.
Perwakilan Forum Komunikasi Orangtua Penerima Beasiswa Otsus Dalam Negeri dan Luar Negeri, Andre Ayomi turut berbangga atas perjuangan mahasiswa Papua. Ia mengakui sulitnya mahasiswa Papua dalam menyelesaikan studinya.
“Betapa sulitnya anak-anak menghadapi kendala beasiswa yang harus menunjang mereka. Mereka harus nyambi sambil berkuliah karena mereka punya pembayaran beasiswa yang tertunda,” kata Ayomi.
Ayomi berharap pemerintah provinsi/kabupaten/kota dapat mengatur secara baik program beasiswa Otonomi Khusus Papua. Ayomi menyatakan beasiswa ini sangat penting bagi pengembangan sumber daya manusia Orang Asli Papua.
“Terbukti hari ini anak-anak dapat selesaikan studi dengan baik, itu karena kemurahan Tuhan dan tekad dari anak-anak. Ke depannya, harus diatur secara baik program beasiswa supaya dapat menunjang anak-anak Papua menyelesaikan studinya dan menjadi kebanggan Papua,” katanya.
Presiden Imapa AS dan Kanada, Dimision Kogoya mengucapkan selamat dan sukses bagi para mahasiswa asal Papua yang sudah menyelesaikan studinya di tengah berbagai masalah program beasiswa Otonomi Khusus Papua. Ia berpesan agar ilmu yang telah mereka peroleh bisa berkontribusi untuk pembangunan di Papua.
“Papua membutuhkan kita semua. Kita bangga sekali dengan hasil kerja keras teman-teman dapat menyelesaikan studinya dengan baik, walaupun kita dalam dua tahun terakhir mengalami masalah [beasiswa] yang sangat serius,” ujarnya.
Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC, Diah Ayu Maharani menyatakan KBRI di Washington mengucapkan selamat dan sukses atas pencapaian mahasiswa Papua di AS dan Kanada. Ia menyatakan kelulusan itu menjadi inspirasi.
“Kami mengucapkan selamat atas kerja keras selama ini. Rekan-rekan sudah menempuh perjalanan yang panjang dan menghadapi berbagai tantangan. [Wisuda itu] patut dirayakan dan disyukuri [dan kalian sudah membuktikan] tidak ada batasan atas potensi yang ada dalam diri Anda,” katanya.
Penanggung Jawab Perwakilan Aliansi Internasional Perhimpunan Mahasiswa Papua di Luar Negeri, Meilani S Ramandey menyatakan walaupun para mahasiswa dihadapkan dengan berbagai persoalan program beasiswa Otonomi Khusus Papua, namun mahasiswa Papua dapat menyelesaikan studi dengan baik. Ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjuang untuk mahasiswa Papua, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
“Dalam situasi itu, banyak yang bisa wisuda. Terima kasih sudah menjadi contoh bagi adik-adik dorang. Suatu kualitas yang menunjukan di dalam masalah anak-anak Papua bisa menyelesaikan studi,” ujarnya. (*)