Jayapura, Jubi – Sejumlah bangunan di antara Expo Waena hingga Kotaraja di Kota Jayapura, Papua, menjadi sasaran amuk sejumlah orang ketika para pelayat mengantar jenazah Lukas Enembe dari Kompleks Sekolah Theologi Atas Injil STAKIN Sentani, Ibu Kota Kabupaten Jayapura menuju rumah kediaman Enembe di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, pada Kamis (28/12/2023).
Di antara bangunan rusak itu termasuk sejumlah bangunan bank, hotel, showroom mobil, Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura, dan bangunan kantor lainnya. Jumlah bangunan yang rusak karena lemparan batu atau pembakaran diperkirakan lebih dari 30 unit.
Petugas keamanan Bank Mandiri Waena, Sarwan menuturkan kaca kantornya rusak karena dilempari batu dalam jangka waktu yang berdekatan dengan iring-iringan pelayat yang mengantar jenazah Lukas Enembe ke Koya Tengah. “Kaca pecah dilempar batu itu,” ujar Sarwan pada Jumat (29/12/2203).
Sarwan mengatakan pelemparan itu terjadi pada Kamis sekitar pukul 18.00 WP, saat iring-iringan pengantar jenazah Lukas Enembe melintas. “ [Saat itu saya] dan dua teman lagi bertugas jaga. [Kami] bertahan di dalam saja, [tidak berani keluar] sebab tidak ada aparat keamanan yang jaga,” katanya.
Petugas keamanan Hotel Grand Abe, Sobah mengatakan dua jendela dan kaca bagian depan hotel mengalami pecah dilempari batu. Sobah mengatakan pihak hotel sempat melakukan antisipasi dengan memasang jaring hitam menutupi depan hotel. “Kaca lantai tiga dan empat pecah dan bagian depan ikut pecah juga,” ujarnya.
Saat diwawancarai pada Kamis malam, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Mathius Fakhiri mengatakan pihaknya mencatat ada sekitar 25 bangunan dan pertokoan di kawasan lampu merah Waena, Kota Jayapura yang dibakar amuk massa saat pengantaran jenazah Lukas Enembe pada Kamis.
Fakhiri juga menyebut amuk massa di Sentani pada Kamis pagi menyebabkan seorang tentara, tujuh polisi, Penjabat Gubernur Papua, dan lima warga mengalami luka-luka.“Pada kejadian di depan STAKIN itu, ada 14 korban luka-luka. Satu mobil dibakar, lima kendaraan rusak berat, dan dua unit bangunan dirusak,” kata Fakhiri.
Ia berharap semua pihak berduka atas meninggalnya Lukas Enembe dilakukan dengan cara benar dan tidak melakukan pengrusakan bangunan. Fakhiri mengatakan aparat keamanan akan tetap melakukan penjagaan sampai Jumat (29/12/2023), dan menyiapkan kendaraan untuk memulangkan para pelayat.
“Saya sudah minta anggota di jajaran kita akan jaga sampai semua massa setelah penguburan itu kembali. Kita akan kawal aksi-aksi yang seharusnya tidak boleh terjadi,” ujarnya. (*)