Jayapura, Jubi- Pemahaman atau kemampuan seorang wartawan pada dunia jurnalistik tidak jauh beda dengan pemahaman karyawan statistik.
Wartawan juga mampu pahami frekuensi situasi dan isu agar data menjadi laporan. Hal ini katakan Editor Koran Jubi, Aries Munandar dalam menyampaikan materi liputan tematik 16, menulis statistik kepada 15 calon reporter Jubi pada Sekolah Jujur Bicara, (SeJubi) Selasa, (14/11/2023).
“Karena wartawan kumpulkan data seperti karyawan statistik, maka kamu [calon reporter] juga harus kaya dengan data. Jadi semakin banyak, semakin kuat, sampelnya banyak toh.” Katanya.
Lanjutnya Aries, kerja wartawan mampu mengukur setiap kalimat, menurutnya seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan atau SPOK. Karena menurutnya, jurnalistik juga menjadi salah satu jembatan bagi publik untuk memperoleh informasi yang tepat
“Setahu saya, kalimat efektif tidak ada standar, tapi sekitar kalimat usahakan jangan lebih dari dua puluh kata. Batasi kalimat, karena pembaca akan bosan.” Kata dia.
Semakin pendek tubuh berita bahwa semakin terinci juga beritanya, jadi kata Aries, kesederhanaan dalam penulisan berita menjadi suatu asumsi dasar untuk pembaca.
“Pembaca akan paham sesuai penulisan kita. Jadi kamu mampu memberikan penulisan yang bisa publik muda dipahami” katanya.
Jadi pada dasarnya data adalah kumpulan informasi yang berasal dari sumber tertentu.
“Ada yang langsung dari wawancara, tapi ada juga dari informasi langsung. Jadi setiap isu pasti liputan dan wawancara narasumber.”
Lanjutnya, kehadiran data membuat jurnalis lebih luas lagi memainkan cerita, jadi menurut Aries, dari data yang diperoleh, jurnalis dapat mengolah dan menganalisanya sehingga akan menemukan informasi baru.
“Tergantung wartawan, biasanya wartawan mampu mengolah kata dalam beberapa sudut pandang yang berbeda, jadi biasanya walaupun kita liput di satu kegiatan tapi bisa melahirkan banyak berita,” katanya. (CR-12)