Sentani, Jubi – Sebanyak 72 pekerja empat arena Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua mengeluh karena tidak menerima honor selama enam bulan berturut-turut. Mereka adalah para pekerja yang menjaga empat arena PON XX Papua di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.
Elyakim Pouw, ketua koordinator para pekerja di keempat arena itu mengatakan di Kompleks Stadion Lukas Enembe itu terdapat 4 arena/venue yang dikelola Dinas Olaharga dan Pemuda atau Disorda Provinsi Papua. Keempat arena itu adalah Lapangan Tembak, Istora Papua, Aquatic Center, dan Lapangan Pemanasan serta Stadion Utama Lukas Enembe.
Pouw menyatakan ada 72 pekerja yang bekerja di keempat venue itu. “Saya sendiri yang koordinir mereka yang bekerja di empat venue itu. Kalo petugas keamanan, ada 16 orang. Teknisi ada 25 orang, petugas kebersihan ada 31 orang. Jadi sementara ini ada 72 karyawan,” katanya.
Pouw yang biasa disapa Kaka Eli, menjelaskan mereka tidak menerima honor sejak Mei hingga Oktober 2023. Kaka Eli mengatakan pihak Disorda Papua beralasan tidak mampu membayar honorarium para pekerja di Kompleks Stadion Lukas Enembe karena ada pemekaran Papua dan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB).
Menurut Pouw, Disorda Papua beralasan anggaran untuk membayar honor itu tidak tersedia, karena dibagi ke tiga provinsi baru—Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Pegunungan.
“Terakhir [kami terima honor] bulan April. Pada bulan Mei hingga Oktober ini, kami belum menerima hak. Dinas Olahraga dan Pemuda sudah menyampaikan alasan tidak membayar karyawan itu karena pembagian anggaran ke tiga DOB. Mereka berjanji akan bayar kami dengan dana lain pada akhir bulan ini, antara bulan November” ujar Pouw.
Pouw bertekad untuk mendorong 72 pekerja di keempat arena PON XX Papua itu tetap bekerja walaupun tidak menerima honor selama enam bulan. Ia menilai bahwa arena PON XX Papua berada di jalna utama dan menjadi wajah asli Papua, sehingga kebersihannya harus selalu dijaga.
Adi Kere (31), warga Kampung Harapan yang menjadi petugas keamanan di Kompleks Stadion Lukas Enembe mengatakan gara-gara tidak menerima haknya selama enam bulan berturut-turut, ia terpaksa berutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Mulai Mei sampai Oktober, hak kami tidak dibayar. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, [saya] meminjam uang di keluarga, atau kadang juga di teman-teman dorang,” katanya.
Opni Wally warga Kampung Netar yang juga merupakan petugas keamanan di kompleks arena PON XX Papua mengatakan seharusnya ia menerima honor senilai Rp3,5 juta per bulan. Karena tidak menerima honor sejak Mei 2023, kini ia bekerja sampingan di kebun saat tidak gilir kerja.
“Kita kan sebagian orang sini, jadi selama pemerintah daerah tidak bayar hak [saya] biasanya kerja kebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya berkebun sih, kadang juga ikut [kerja] borongan lain untuk bisa tetap menyambung hidup,” ujarnya. (*)