Jayapura, Jubi – Sejumlah 12 warga Muara Bontoh di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, yang tengah mengungsi ke pusat perkotaan Dekai pasca kontak tembak 21 Agustus 2023 kini jatuh sakit. Hal itu dinyatakan koordinator pengungsi di Dekai, Wahyu Heluka melalui layanan pesan WhatsApp pada Rabu (6/9/2023).
Heluka menyatakan 12 warga yang sakit itu bagian dari 674 warga Muara Bontoh yang mengungsi pasca kontak tembak yang terjadi di Distrik Dekai pada 21 Agustus 2023. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Yahukimo turun tangan menangani 169 keluarga pengungsi Muara Bontoh yang tersebar di empat lokasi berbeda.
“[Sampai sekarang] belum ada tenaga medis yang datang memberikan pelayanan kesehatan warga yang berada di posko pengungsian. Kami berharap Pemerintah Kabupaten Yahukimo segera memberikan bantuan pelayanan kesehatan kepada warga yang berada di pengungsian di Dekai,” katanya.
Kontak tembak yang terjadi pada 21 Agustus 2023 bermula dari penyerangan Pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan atau Satgas Pamtas Yon 7 Marinir TNI-AL di Kampung Baru, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo yang dilakukan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Seorang prajurit Marinir, Pratu Agung Pramudi Laksono (27) meninggal dunia dalam serangan itu.
Menurutnya, warga telah kehilangan harta benda mereka setelah mengungsi. Haluka mencatat sejumlah 12 rumah warga di Muara Bontoh telah dibakar, dan enam ayam ternak warga ditembak.
“Jadi kami turun langsung ke lapangan dan mendata. Ada sebanyak enam ekor ayam yang ditembak, lalu ada dua ekor ternak babi yang terbakar bersama rumah [pemiliknya]. Sejumlah 15 ekor ternak babi mati karena tidak dikasih makan saat pemiliknya meninggalkan lokasi [karena mengungsi],” kata Heluka.
Heluka mengatakan pihaknya telah membuka posko kemanusiaan yang mengumpulkan bantuan untuk para pengungsi. Menurutnya, pos itu telah menerima dan menyalurkan bantuan 3 ton beras dan uang Rp10 juta dari Pemerintah Kabupaten Yahukimo, dan berbagai bantuan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Yahukimo.
“Kami bersyukur [sejak] posko kami buka banyak [pihak] yang berkontribusi, pemerintah dan [anggota] DPRD [Yahukimo]. Juga [ada bantuan dari] pihak yang peduli kemanusian dan dari gereja yang selalu mendoakan kami,” ujarnya.
Warga Muara Bontoh sebenarnya adalah warga dari sembilan distrik berbeda yang mengungsi karena konflik antar warga yang terjadi pada tahun 2019. Kini, mereka mengungsi lagi ke Dekai untuk menghindari konflik bersenjata antara kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan aparat keamanan TNI/Polri.
Heluka menyampaikan Bupati Yahukimo Didimus Yahuli telah mengunjungi warga, dan berjanji akan merelokasi warga Muara Bontoh ke lokasi tempat tinggal baru.(*)