Manokwari, Jubi – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Barat, Nataniel Mandacan, minta orang tua murid mendaftarkan anaknya di sekolah swasta jika tidak diterima di sekolah negeri.
Hal ini disampaikan Sekda Papua Barat saat menemui orang tua murid di Manokwari yang mengadu terkait sistem penerimaan siswa baru Tahun 2022-2023.
Pertemuan digelar di Kantor Gubernur Papua Barat dengan dihadiri Asisten I Setda Papua Barat, Roby Rumbekwan, Kepala SMA Negeri 2 Manokwari, Kabid SMA Dinas Pendidikan Papua Barat, dan komite sekolah.
Sekda Papua Barat, Nataniel Mandacan, mengatakan bahwa semua sekolah sama saja, baik sekolah negeri, swasta, bahkan juga SMA maupun SMK.
“Jangan pandang remeh sekolah swasta, saya ini juga dari sekolah swasta,” kata Sekda Papua Barat.
Nataniel mengatakan mengenai aspirasi orang tua murid bahwa dilakukan sekolah pagi dan siang di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 hal itu nanti akan dibicarakan bersama dengan dinas terkait.
“Soal aspirasi yang disampaikan oleh para orang tua murid, kami akan bicarakan lagi dalam pertemuan dengan dinas terkait. Kita perlu pertimbangkan keadaan sekolah, berapa jumlah guru, daya tampung sekolah dan sebagainya,” ucap Nataniel Mandacan.
Kepala SMA Negeri 2 Manokwari, Adrianus Hara, mengatakan kuota yang diterima di sekolah yang dipimpinnya yakni 288 peserta didik.
“Pendaftaran kita tutup karena sudah memenuhi kuota yakni 288,” kata Adrianus Hara.
Dia menegaskan bahwa ketika dipaksakan agar diterima siswa lagi maka nanti ditaruh dimana.
“Apakah pasang tenda di lapangan kah, lalu guru dari mana. Sedangkan perbandingan guru dan murid di SMA itu tidak seimbang,” katanya.
Dia menambahkan bahwa guru tetap di SMA Negeri 2 yang beralamat di Jalan Pertanian Wosi, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat itu hanya 39 orang.
Soal penerimaan peserta didik baru gelombang II, kata Adrianus, ia belum bisa memastikan sebab banyak pembicaraan dalam ruang pertemuan hanya sebatas usulan. (*)
Discussion about this post