Jayapura, Jubi – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB Komando Daerah Pertahan Kodap IX Odiyai/Dogiyai pada Kamis (1/12/2022) menggelar upacara peringatan 61 tahun peristiwa pengibaran bendera Bintang Kejora di Holandia pada 1 Desember 1961. Dalam upacara peringatan yang berlangsung di Kabupaten Dogiyai itu, TPNPB Odiyai/Dogiyai menolak gagasan dialog damai dan Jeda Kemanusiaan untuk menyelesaikan konflik Papua.
Hal itu dinyatakan Komandan TPNPB Komando Daerah Pertahanan (Kodap) IX Odiyai/Dogiyai, Jonathan M Pigai saat dihubungi Jubi pada Kamis. Pigai menyatakan TPNPB menolak penandatanganan nota kesepahaman antara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Majelis Rakyat Papua yang menyepakati perlunya Jeda Kemanusiaan untuk mengawali Dialog Damai Papua.
Pigai menyatakan pihaknya tidak mempercayai Jeda Kemanusiaan yang digagas Komnas HAM, ULMWP, dan MRP itu.”Kami TPNPB OPM membutuhkan intervensi dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Kami membutuhkan pengembalian hak kedaulatan bangsa West Papua. Sebagaimana tanggal 1 Desember 1961 yang telah disahkan sebagai hari lahirnya embrio negara Papua Barat,” katanya.
Pigai mengatakan TPNPB dalam waktu dekat akan mengumumkan perang total mengusir kolonialisme Indonesia. Ia meminta rakyat Indonesia segera meninggalkan Papua. “Kami sampaikan sikap ini, rakyat Papua yang pro Indonesia dan rakyat Indonesia untuk segera kosongkan Tanah Papua,” katanya.
Pigai mengatakan TPNPB memperingati peristiwa 1 Desember 1961 sebagai hari embrio negara West Papua ke-61. “Pada tanggal 1 Desember 1961, untuk pertama kalinya bendera Bintang Kejora dikibarkan. Itu merupakan simbol pengakuan berdirinya embrio negara West Papua,” katanya.
Pigai mengatakan peringatan 1 Desember di Dogiyai itu berlangsung dengan lancar. “Walau situasi di Dogiyai tidak aman, kami tetap memperingati 1 Desember. Yang menghadiri [peringatan] HUT embrio bangsa Papua itu adalah Batalyon I Maakeowapa, Batalyon II Bintang FaJar Timur Ugapuga, Batalyon IV Rumah Ribut Egaidimi, Batalyon V Maago Tadi, dan Batalyon VI Muara Edege,” kata Pigai. (*)