Jayapura, Jubi – Panglima Komando Daerah Militer atau Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengajak masyarakat Papua ikut mengawasi proses penanganan kasus pembunuhan dan mutilasi empat warga asal Nduga di Kabupaten Mimika. Kasus pembunuhan dan mutilasi itu melibatkan enam prajurit Brigade Infanteri Raider/20 Ima Jaya Keramo dan empat warga sipil.
Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengatakan proses penanganan para pembunuhan dan mutilasi di Mimika berjalan dengan cepat, sehingga ada kepastian dan keadilan hukum bagi semua pihak. Menurutnya, para pelaku mendapat hukuman yang setimpal.
“Mari sama-sama menunggu hasil penyidikan sampai dengan tahap di pengadilan. Mari sama-sama mengawasi dan mengikuti, sehingga bila ada yang terlewat dapat diberi saran dan diingatkan. Bahkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia diberik akses dalam kasus tersebut,” kata Saleh melalui keterangan pers tertulisnya yang diterina Jubi pada Senin (5/9/2022).
Pembunuhan dan mutilasi empat warga sipil asal Kabupaten Nduga terjadi di Satuan Permukiman 1, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika pada 22 Agustus 2022 lalu. Keempat korban itu adalah Arnold Lokbere, Lemaniol Nirigi, Irian Nirigi, dan Atis Tini.
Sesuai arahan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, Saleh menyatakan kasus pembunuhan dan mutilasi itu harus dibuka secara transparan. Pengungkapan itu dilakuan demi memenuhi nilai akuntabilitas, baik dari sisi penegakkan hukum dan kecepatan.
“Saat ini sudah pada tahap penyidikan, yang artinya sudah ada tersangka. Pasal-pasal hukumnya sudah ditetapkan, yaitu pasal 340 KUHP [tentang pembunuhan berencana], dan pasal 365 KUHP [tentang pencurian disertai kekerasan]. Dan sudah olah Tempat Kejadian Perkara. Sekarang dalam proses penyempurnaan berkas-berkas. [Kami] akan bekerja sama dengan Kepolisian dan Komnas HAM untuk ke tahap berikutnya,” ujarnya.
Pangdam menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga keempat korban pembunuhan dan mutilasi yang terjadi di Mimika pada 22 Agustus 2022 itu. “Semoga [keluarga yang ditinggalkan] diberikan ketabahan, dan para korban diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” katanya. (*)