Jayapura, Jubi – Juru Bicara Gubernur Papua, M Rifai Darus menyatakan meme yang menyebut Gubernur Papua Lukas Enembe dideportasi dari Singapura adalah hoaks atau kabar bohong. Hal itu dinyatakan Rifai di Kota Jayapura, Kamis (19/5/2022).
Rifai membenarkan saat ini Gubernur Papua, Lukas Enembe sedang berada di Singapura untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di sana. Ia menyatakan Enembe sudah siap kembali ke Indonesia.
“Sebaran berita hoaks ini bahkan kami dapati dalam bentuk berita online dengan memakai latar belakang media [siber],” kata Rifai melalui keterangan pers tertulis yang diterima Jubi di Jayapura, Kamis malam.
Ia menyatakan pembuat hoaks itu menggunakan teknik meniru konten media siber untuk membuat kabar palsu. “Kami menemukan berita yang tersebar menggunakan tangkapan layar [bukan berupa link/tautan laman internet] Konten gambar tersebut memuat berita yang [seolah-olah] dipublikasikan media, bahkan memanipulasi tampilan [agar menyerupai] laman internet resmi Kementerian Dalam Negeri Singapura,” ujarnya.
Rifai melihat hal itu sebagai bagian dari serangkaian hoaks yang terus dibuat untuk menyerang Gubernur Lukas Eneme. Ia menilai tindakan pelaku arogan dan sudah di luar nalar.
“Perbuatan yang mereka lakukan dengan membawa Kementerian Dalam Negeri Singapura dalam pusaran konten hoaks tentu akan membuat malu bangsa kita di mata pergaulan regional ASEAN,” katanya.
Rifai Darus menyampaikan Gubernur meminta aparat penegak hukum dapat bergerak cepat untuk menemukan kelompok pembuat hoaks itu. “Mereka sudah secara nyata merusak nama baik Negara Indonesia, Provinsi Papua dan Kepala Daerah Provinsi Papuam serta merendahkan martabat seseorang dan membohongi pikiran banyak orang,” ujarnya.
Rifai menyatakan penyebaran berita hoaks seperti itu membuat rakyat cemas dan takut. “Jika pejabat negara atau pejabat daerah saja dapat dengan mudah dirusak reputasinya, lantas bagaimana negara dapat melindungi rakyat secara umum? Apabila kelompok pembuat dan penyebar hoax tidak segera ditindak, tidak hanya stabilitas politik yang terganggu, melainkan peradaban suatu bangsa,” ujarnya. (*)
Discussion about this post