Wamena, Jubi – Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai kota studi Bogor (IPMANAPANDODE ) telah memiliki pengurus baru, setelah dilakukan pelantikan di Kota Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (22/10/2022).
Sebelumnya dilakukan musyawarah besar IPMANAPANDODE Bogor 15 Oktober 2022 di aula Asrama mahasiswa Papua (ASPA) Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pelantikan Badan Pengurus Harian (BPH) IPMANAPANDODE Bogor yang baru periode 2022-2023 dihadiri sekitar 30 mahasiswa/i aktif di organisasi yang berasal dari Nabire, Paniai, Deiyai, dan Dogiyai.
Dalam pelantikan yang dipimpin pembina IPMANAPANDODE Bogor, Natalis Iyai, Kosmas Kegiye dilantik sebagai ketua ikatan, Elimelekh Dumapa sebagai wakil ketua, Margaretha R.S Kotouki sebagai sekretaris dan Makdalena Goo sebagai bendahara dan sejumlah bidang-bidang.
Dengan mengusung tema “Berdinamika secara Kolektif, Aktif, Inovatif dengan dilandaskan Filosofi Suku MEE “DOU, GAII, EKOWAI”, Kosmas Kegiye selaku ketua baru menyampaikan terima kasih kepada semua angggota IPMANAPANDODE Bogor yang sudah mempercayainya untuk memimpin ikatan.
“Jaga terus kekompakan, persatuan kesatuan dalam organisasi dan kami juga membutuhkan BPH lama, senior dan juga kami akan menjalankan sesuai dengan AD/ART oraganisasi yang ada,” kata Kosmas Kegiye saat menghubungi Jubi, Senin (24/10/2022).
Ketua demisioner, Yonas Edowai berpesan kepada BPH yang baru agar jalan sesuai dengan moto yaitu Berdinamika secara kolektif, Aktif Inovatif dengan dilandaskan Filosofi Suku MEE “DOU, GAII, EKOWAI”.
“Jika selama kepengurusan lama ada kesalahan, kekurangan saya sampaikan maaf kepada semua anggota/mahasiswa, karena dalam proses suatu organisasi tidak terlepas dari kesalahan,” kata Yonas Edowai.
Natalis Iyai mewakili senior IPMANAPANDODE Bogor berpesan ikatan ini merupakan ruang untuk belajar bersama, sehingga harus menekuni organisasi dengan baik dan bisa belajar banyak hal-hal positif dalam organisasi.
Mewakili alumni IPMANAPANDODE Bogor, Palentinus B. Tekege berpesan agar organisasi tidak membedakan setiap mahasiswa/mahasiswi baik itu dari Kabupaten Nabire, Paniai, Dogiyai maupun Deiyai.
“Harus satu dalam organisasi, karena bangkit dan tidak suatu organisasi tidak tergantung badan pengurus sehingga bangun komunitas yang kokoh,” kata Paletinus Tekege. (*)