Jayapura, Jubi – Antonius Wamang tutup usia di Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Papua, pada Selasa (2/8/2022). Antonius Wamang menghabiskan banyak waktu hidupnya di dalam penjara karena dinyatakan bersalah dalam kasus penembakan yang menewaskan dua orang guru berkewarganegaraan Amerika Serikat di Mile 62 – 63, kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, pada 2002.
Kerabat Antonius Wamang, Cheva Anam menyatakan Antonius Wamang meninggal di Kwamki Narama pada Selasa sekitar pukul 15.00 WP. “Dia penah dipenjarakan atas tudingan dalam kasus penembakan yang menewaskan sejumlah guru sekolah internasional di Mile 62 – 63 pada tahun 2002,” kata Cheva Anam saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Rabu (3/8/2022).
Menurut Cheva, Antonius Wamang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan selama 12 tahun lebih dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta. Vonis bersalah bagi Wamang itu disoroti oleh banyak pihak, karena polisi menemukan 208 peluru, selongsong peluru, dan pecahan peluru di lokasi penembakan, padahal Wamang tidak pernah memiliki peluru sebanyak itu.
“Selama 12 tahun, ia tidak pernah menjumpai keluarganya. Atas desakan keluarga dan anggota Komisi I DPR Papua, Wilhelmus Pigai, pada 25 Juli 2017 ia dipindahkan ke LP Abepura, Kota Jayapura,” Anam.
Cheva Anam mengatakan Antonius Wamang bergabung dengan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Komando Daerah Pertahanan III Kali Kopi yang dipimpin Kelly Kwalik pada tahun 1980. Kelompok bersenjata itu beroperasi di sekitar kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia, di Kabupaten Mimika.
“Ia meninggalkan kampung halamannya di Beoga, dan bergabung sebagai anggota [TPN] yang dipimpin mendiang Jenderal Kelly Kwalik, yang berpusat di Kali Kopi, Mimika. Pada tahun 1984, Antonius Wamang diangkat sebagai Kepala Kesekretariatan di Wilayah Operasi Mimika, Gersberg, Portsite. Pada tahun 1999, ia di tunjuk Kelly Kwalik sebagai Komandan Operasi di Kali Kopi,” ujarnya.
Meskipun keluarga banyak kehilangan waktu karena pilihan perjuangan Antonius Wamang, Anam menyatakan keluarga mengenang Wamang sebagai sosok pahlawan yang rendah hati. “Kami mengenangnya sebagai pahlawan bangsa Papua. Sebab semasa hidupnya ia mengabdi untuk bangsanya, bangsa West Papua. Kami akan kenang dan melanjutkan perjuangan beliau sampai Papua Merdeka,” katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!