Nabire, Jubi – Kebudayaan merupakan hal komplek yang mencakup kepercayaan, kesenian, hukum, moral dan adat istiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat di Papuà Tengah.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar festival budaya yang pertama dipusatkan di taman Gizi Oyehe, Nabire selama empat hari.
Momen itu juga sebagai ajang memamerkan sejumlah alat-alat budaya yang dimiliki di delapan kabupaten yakni Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya, Mimika, Puncak Jaya dan Puncak.
Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan, SDM dan Pengembangan Otsus Provinsi Papua Tengah, Ukkas mengatakan Papua Tengah memiliki beragam budaya yang luar biasa diantaranya bahasa daerah dari berbagai suku, pakalan tradisional, rumah adat, tarian tradisional hingga makanan khas dan tradisi mengolah makanan secara bersama-sama atau barapen, Senin (11/12/2023) sore.
“Kita akan disuguhkan dengan berbagai atraksi budaya yang memukau. Pameran seni, pentas seni tari dan hiburan rakyat menjadi bagian tak terpisahkan dari perhelatan ini. Melalui pameran ini, kita ingin mengapresiasi keindahan dan keahlian seniman lokal serta mengenal lebih dekat berbagai karya yang menjadi simbol keberagaman budaya di Papua Tengah,” kata Ribka Haluk.
Melalui pameran ini, lanjut dia, memiliki kesempatan untuk menjelajahi aneka bentuk seni dan kerajinan tangan dari ukiran tradisional hingga tekstil berwarna-warni yang mencermikan keindahan alam dan kehidupan sekitarnya.
“Setiap artefak yang dipamerkan memiliki cerita tersendiri, menyiratkan nilai-nilai kehidupan yang terus berkembang di tengah-tengah perubahan zaman,” ucapnya.
Festival ini kata dia, bukan hanya sekadar pameran, tetapi juga pengingat bagi kita semua tentang pentingnya melestarikan kekayaan budaya di daerah otonom baru ini.
Atas nama pemerintah provinsi Papua Tengah, dirinya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah dengan tim yang telah bekerja keras dalam mempersiapkan acara ini, serta kepada seluruh seniman, penari dan pelaku seni yang telah memberikan kontribusi luar biasa.
“Kita semua adalah baglan dari satu keluarga besar Papa Tengah, dan melalui festival ini kita semakin memperkukuh ikatan kebersamaan kita,” ujar dia.
Ia mengajak semua pihak agar gunakan festival ini sebagai platform untuk mempromosikan dan melestarikan budaya pribumi.
“Kita tunjukkan kepada dunia betapa kaya dan uniknya budaya Papua Tengah,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papa Tengah, Mathen Ukago yang diwakili PIt. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah, Freddy Edowai, Selasa, (12/12/2023) mengatakan, festival budaya ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan, sehingga ke depan akan menjadi agenda tahunan.
“Festival ini menjadi momentum berharga untuk merayakan warisan leluhur yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kita sebagai masyarakat Papua Tengah. Festival ini bukan sekedar pameran seni atau pertunjukan budaya, melainkan sebuah perayaan hidup akan keragaman yang membentuk jiwa dan kepribadian kita sebagai masyarakat Papua Tengah,” katanya.
Lanjut dia, budaya orang asli Papua asal Papua Tengah bukanlah sekadar tradisi yang berlaku begitu saja. Melainkan cagar budaya yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur.
“Leluhur kita telah mewariskan kepada kita suatu warisan berharga yang terabadikan dalam nyanyian, tarian, seni rupa dan berbagai aspek kehidupan sehari-hari,” katanya.
Untuk itu, setiap pihak yang merayakan dan mempertahankan budaya ini justru menghormati jasa-jasa mereka yang telah membentuk setiap insan dikenal sekarang. Namun, ia mengatakan setiap insan harus mengakui bahwa zaman terus berubah dan tantangan yang dihadapi oleh budaya semakin kompleks.
“Arus globalisasi membawa dampak positif, tetapi juga membawa resiko bagi kelestarian budaya lokal kita. Oleh karena itu, saat kita merayakan keindahan budaya kita, kita juga dihadapkan dengan tanggung jawab untuk melindunginya dari budaya-budaya negatif yang mungkin datang dari luar,” katanya.
Ia berharap tahun-tahun yang akan datang promosi-promosi budaya dari Papa Tengah tidak hanya dilakukan di lingkup provinsi saja namun bisa merambah ke tingkat nasional bahkan ke tingkat internasional. (*)