Nabire, Jubi – Bupati Nabire Mesak Magai meminta Rapat Kerja II Gereja Kingmi Klasis Nabire membicarakan bagaimana mencegah terjadinya konflik sosial. Magai menyatakan gereja telah melakukan pelayanan hingga ke pelosok Tanah Papua, sehingga orang di pelosok tersentuh kehadiran gereja dan bisa berperan mencegah konflik sosial.
“[Bicarakan] bagaimana supaya kita umat dan gereja harus kerja sama. [Gereja] sudah menjangkau umat di daerah pelosok. [Gereja dapat berperan] supaya tidak terjadi konflik yang merugikan umat,” kata Magai saat membuka Rapat Kerja II Gereja Kingmi Klasis Nabire di Gereja Kingmi Papua Bukit Zaitun, Kali Susu, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Senin (4/12/2023).
“Saya harap dalam raker ini peserta dapat merumuskan program yang dapat dijalankan. Jangan bikin program yang tidak bisa dikerjakan oleh jemaat,” katanya.
Magai mengatakan pimpinan Klasis Kingmi Nabire dapat melakukan proteksi umat Kingmi di Kabupaten Nabire untuk menuju ke arah yang lebih baik dan terhindar dari konflik sosial atau konflik horisontal di antara sesama jemaat atau warga.
“Dalam beberapa konflik horisontal di Kabupaten Nabire, itu antara umat Kemah Injil dan Kemah Injil, itu sering terjadi. Saya sebagai umat juga terkadang merasa malu dengan kejadian seperti itu. Umat Kristiani jemaat yang lain juga harus bisa menghindari konflik horisontal di Nabire,” katanya
Magai mengatakan, gereja harus menjadi pelopor perubahan di tengah masyarakat. “Visi berubah menjadi kuat itu harus nyata di dalam masyarakat. Kita umat juga harus bisa memahami visi dan menerjemahkan di mana lingkungan kita berada,” katanya.
Ia berharap agar gereja membawa perubahan di tengah masyarakat. Terhadap hal yang tidak baik, gereja harus bisa mengambil sikap tegas untuk meninggalkannya. “Gereja harus bisa mengambil sikap untuk berubah, dengan konsep dengan agenda yang dibicarakan dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat,” katanya. (*)