Nabire, Jubi – Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD RSUD) Nabire, Provinsi Papua Tengah segera menggelar tindak ‘debridement’ atau pembersihan luka pada tangan kiri Nepina Duwitai, anak 6 tahun korban kontak tembak di Intan Jaya, yang menjalani perawatan medis di ruang ICU BLUD RSUD Nabire sejak Selasa (9/4/2024).
Demikian disampaikan Direktur BLUD RSUD Nabire dr Frans FC Sayori melalui tim Humas BLUD RSUD Nabire yang menjelaskan kepada Jubi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (13/4/2024) pukul 08.54 WP.
“Sudah direncanakan ke depan akan dilakukan tindakan debridement atau pembersihan luka di tangan kirinya Nepina Duwitau,” kata tim Humas BLUD RSUD Nabire.
Debridement adalah pengangkatan jaringan yang mati, rusak, atau terinfeksi secara medis untuk meningkatkan potensi penyembuhan jaringan sehat yang tersisa. Hal itu dilakukan melalui bedah, mekanik, kimia, autolitik, atau dengan terapi belatung.
Untuk mendapatkan informasi pasti atas penanganan Nepina Duwitau yang menjadi korban tembakan senjata di Intan Jaya pada Senin (8/4/2024) itu, wartawan Jubi melakukan konfirmasi kepada Direktur BLUD RSUD Nabire dr Frans FC Sayori melalui pesan WhatsApp pada Kamis (11/4/2024), namun ia menyarankan agar menghubungi humasnya melalui akun jejaring sosial media, Instagram atau Tiktok.
Jawaban ini juga persis sama dengan pertanyaan wartawan Jubi ketika mengonfirmasi kasus dugaan pemerkosaan di Jayanti yang diduga dilakukan massa aksi anti militerisme atau HAM di Papua Tengah pada Jumat (5/4/2024).
“Hubungi humas RSUD, buka IG, Tiktok BLUD RSUD Nabire,” begitulah jawaban Direktur BLUD RSUD saat itu.
Tim Humas BLUD RSUD Nabire melalui keterangan tertulisnya menjelaskan pada Selasa (9/4/2024) pukul 11.58 WP, IGD BLUD RSUD Nabire menerima pasien rujukan dari Puskesmas Bilogai, Kabupaten Intan Jaya seorang putri dengan inisial ND dengan luka di leher belakang dan tangan kiri.
“Diduga terkena serpihan peluru. Pasien tersebut saat ini dirawat di ruang ICU dengan kondisi sudah membaik dan stabil,” ujarnya.
Pasien tersebutjelas Tim Humas, langsung ditangani Dokter Spesialis Bedah dan Dokter Spesialis Orthopedi. “Dan akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa setelah operasi, jika kondisi sudah membaik pasca operasi,” ujarnya.
Pemprov Papua Tengah sudah berikan bantuan
Pemerintah Provinsi Papua Tengah juga telah memberikan bantuan kepada korban Nepina Duwitau. Namun informasi bantuan itu baru diketahui publik pada Sabtu (13/4/2024) pagi sekitar pukul 08.48 WP. Saat itu Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Provinsi Papua Tengah Nenu Tabuni memposting pemberian bantuan uang dari Pemprov Papua Tengah kepada keluarga korban Letda Inf Oktovianus Sogalrey, Danramil Aradide, Paniai. Almarhumm Sogalrey diduga ditembak oleh TPNPB-OPM Kodap XIII Kegapanipouda Paniai pimpinan Matias Gobai di Kampung Pasir Putih Ekadide, jalan poros Enarotali-Komopa, pada 11 April 2024.
Pada posting di group WhatsApp Coffea Papua Tengah yang memiliki anggota 1.014 itu, Nenu Tabuni mengirimkan infomasi disertai foto melayat dengan tulisan sebagai berikut: “Ibu Pj Gubernur Papua Tengah memerintahkan Pj Sekretaris Daerah, Kepala Inspektur, dan Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Tengah melayat rumah duka atas meninggalnya Bapak Terkasih Letda Inf Oktovianus Sogalrey, Danramil Aradide, Paniai. Pemerintah Provinsi Papua Tengah juga telah memberikan bantuan dalam bentuk uang kepada keluarga duka. (Tuhan Yang Memberi, Tuhan Yang Mengambil, Terpujilah nama Tuhan, Ayub 1:21).”
Melihat kiriman informasi itu, anggota WAG (WhatsApp Group) beraksi menanggapi. Wartawan Jubi juga turut menanyakan penanganan dan bantuan kepada anak Nepina Duwitai.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Provinsi Papua Tengah Nenu Tabuni langsung menanggapi pertanyaan wartawan Jubi dengan mengirimkan foto bantuan kepada Nepina Duwitau disertai keterangan.
Nenu yang juga mantan Sekretaris Dewan DPRD Intan Jaya itu mengatakan, pihaknya atas perintah Pj Gubernur Papua Tengah Dr Ribka Haluk, ia dan Pj Sekda Papua Tengah Anwar Harun Damanik telah mejemput langsung anak terkasih Nepina Duwitau dan mengantarkan ke RSUD Nabire.
Ia mengatakan pihaknya sudah memberikan dukungan dan bantuan dalam proses operasi hingga saat ini. Untuk itu ia mengatakan pemerintah selalu hadir untuk masyarakat.
“Atas perintah Ibu Pj Gubernur Papua Tengah melalui Bapak Sekda dan kami Kepala Dinas Sosial, P3A Provinsi Papua Tengah pada pukul 16.00 sore itu sudah melihat langsung pasien dampak dari konflik Intan Jaya atas nama Ana Nepina Duwitau di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire. Dan Ibu Pj Gubernur memberikan bantuan berupa uang untuk meringankan keluarga pasien selama proses pengobatan,” ujarnya.
Ia mengajak semua pihak dapat mendoakan supaya pasien bisa dipulihkan kembali, karena masih berumur enam tahun.
“Dia tidak tahu dengan konflik bersenjata di Intan Jaya dan pasien merupakan korban dari kekerasan bersenjata di Intan Jaya. Semoga Tuhan akan campur tangan selama pengobatan,” kata Nenu Tabuni. (*)
Discussion about this post