Jayapura, Jubi – Koordinator Pengungsi di Dekai Yahukimo, Provinsi Papua Tengah, Wahyu Heluka melaporkan salah satu Balita atas nama Yulian Matuan, berumur 1 tahun, dikabarkan telah meninggal dunia pada tanggal 13 September 2023, pada pukul 05: 30 WP di jalan komplek kali merah Dekai, Yahukimo.
Yulian meninggal dunia karena sakit malaria di dalam kamp pengungsian selama tiga minggu.
“Saya sebagai koordinator umum pengungsi, sangat menyesal ketika melihat pemerintah kabupaten Yahukimo tidak mempedulikan penderitaan masyarakatnya.
Saya sebagai koordinator Pengungsi turut berdukacita atas meninggalnya adik terkasih Yulian Matuan, yang telah berpulang kepada Bapa Di Sorga,” katanya kepada Jubi melalui layanan pesan WhatsApp, Kamis (14/9/2023).
Heluka mengatakan, pada Rabu, 6 September 2023, pihaknya sudah menyampaikan sejumlah 12 warga Muara Bontoh di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, jatuh sakit. Mereka tengah mengungsi ke pusat perkotaan Dekai, pasca kontak tembak 21 Agustus 2023.
“Namun hal itu tidak digubris serius oleh pemerintah daerah. Malah dibantah oleh Kapolda Papua. Faktanya satu balita meninggal dunia kemarin ,” katanya.
Menurutnya, sejauh ini tenaga medis kesehatan kabupaten Yahukimo tidak pernah melihat kondisi kesehatan para pengungsi.
Padahal, Tim peduli Kemanusiaan telah melaporkan kepada media massa. Bahkan juga Bupati Yahukimo sendiri sudah melihat langsung kondisi pengungsi di lapangan terbuka.
“Sayangnya pemerintah lambat dalam menangani kondisi warga yang mengungsi, tidak adanya pelayanan kesehatan mengakibatkan korban nyawa hari ini. Ini satu bentuk pelanggaran hak atas kesehatan yang dilanggar oleh pemerintah,” katanya.
Bantah Pernyataan Kapolda Papua
Heluka juga membantah pernyataan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen (Pol) Mathius Fakhiri tentang 40 kepala keluarga yang mengungsi karena ketakutan, pemberitaan tersebut dinilai informasi yang salah yang disampaikan oleh masyarakat Lokasi Baru Muara Bontoh.
“Kami tidak asal menyampaikan laporan kami kepada publik, kami sampaikan berdasarkan kondisi lapangan yang dialami langsung oleh Masyarakat. Kami telah melakukan pendataan menyuruh pasca kejadian hingga di tempat pengungsian, bahkan pemerintah Yahukimo sudah mengungjungi langsung di tempat masyarakat tinggal,” katanya.
Heluka mengatakan, warga yang berada di lokasi baru atau Muara Bonto sebanyak 674 orang dari total 169 kepala keluarga. “Kami sudah sampaikan data dari lapangan melalui media. Tetapi pernyataan kapolda hanya 40 KK (pengungsi). Kapolda sangat keliru pernyataan dia sangat tidak manusiawi. Rakyat menderita di lapangan, Kapolda tidak benar, itu keterlaluan,” katanya.
Heluka menegaskan, warga yang mengungsi ke dalam kota, karena untuk menghindari kontak tembak antara TPNPB dan TNI/POLRI.
“Kami sekarang di kota bukan karena ketakutan, kejadian di lokasi baru bukan bentok antar warga, atau kejadian biasa yang kemudian bisah berdamai. Kami sudah kehilangan rumah, harta dan lain lain. Jadi kami di kota bukan karena takut, tapi kami mengungsi karena perang TPNPB dan TNI/Polri,” tegasnya.(*)