Jayapura, Jubi – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS bersama organisasi korban Bersatu Untuk Kebenaran atau BUK, menilai adanya informasi pembakaran rumah warga di sejumlah kampung di Kabupaten Intan Jaya, hingga kini belum dapat dipastikan siapa pelakunya .
Koordinator KontraS Papua, Samuel Awom saat jumpa pers di kantornya, Jumat (14/4/2023) mengatakan pembakaran rumah atau Honai warga di sejumlah kampung akibat konflik bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPN-PB OPM dengan TNI dan Polri di wilayah tersebut.
Hal itu menimbulkan adanya saling klaim baik dari pihak TPN-PB maupun TNI/Polri jika masing-masing lah yang membakar rumah warga tersebut, namun hal itu belum dapat dipastikan karena akses masuk ke lokasi masih ditutup.
“Makanya kami harap baik pihak TPN-PB maupun TNI/Polri dapat membuka ruang bagi tim investigasi kemanusiaan untuk bisa masuk, karena masih saling klaim siapa yang membakar. Sehingga butuh data akurat, karena yang tersebar di media selama ini kedua pihak saling menuding,” kata Awom.
Meski begitu, warga yang terdampak yaitu di Kampung Munimai, Mbamogo dan Danggoa dari berbagai keterangan yang diterima jika ketika militer Indonesia melakukan penyisiran dan penembakan terhadap rumah-rumah warga, langsung terbakar.
“Itu informasi yang warga berikan kepada kami, makanya kami menegaskan bentuk tim kemanusiaan untuk memastikan warga sipil di Intan Jaya,” kata Awom.
Nehemia Yarinap dari BUK menyebut, sejauh ini pemerintah daerah Intan Jaya pun telah membentuk tim kemanusiaan untuk mencari tahu pasti tentang kondisi warga masyarakat yang terdampak.
“Kami mendengar tim itu sudah dibentuk untuk memantau turun ke tempat-tempat penyisiran memastiakn kondisi warga sipil yang mengungsi maupun memantau keadaan rumah warga yang dibakar, tetapi sementara belum diberikan ruang, sehingga tim belum bisa masuk,” kata Yarinap.
Sementara untuk para pengungsi, kata Yarinap, sebagian ada di hutan dan ada yang memilih pindah ke kampung lain terdekat, namun secara jumlah belum bisa dipastikan, karena yang menjadi kendala adalah masalah komunikasi.
“Sementara masih ada dua orang warga yang belum ditemukan atau diduga hilang, satu korban meninggal dan telah dilakukan pemakaman dengan diperabukan atau kremasi atau bakar, juga ada seorang mama terkena tembakan di bagian paha dan masih ada hutan, meski kami pun belum bisa pastikan kondisinya seperti apa,” kata Yarinap. (*)