Jayapura, Jubi – Panglima Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan mengatakan tidak ada pos keamanan di tambang yang diserang kelompok bersenjata pada Senin (16/10/2032). Dalam serangan terhadap tambang di Kali I, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan itu, tujuh penambang tewas.
“Sementara ini tidak ada pos di sana. Jadi memang [di] daerah-daerah yang rawan begini harus ada pos keamanan di sana. TNI/Polri harus ada di sana, kalau nggak, ini akan terjadi terus,” kata Izak di Kota Jayapura, Selasa (17/10/2023).
Izak menyatakan pihaknya sedang koordinasi dengan para pemerintah daerah, dalam hal ini para bupati, agar di setiap daerah bisa ditempatkan aparat keamanan.
“Saya pikir ini kan masalah tambang ya. Dari dulu itu kan terjadi di Distrik Seradala. Termasuk juga Korowai. tambang, perebutan. Ada yang tidak mau bekerja, tapi mau dapat emasnya, kan gitu toh? Jadi memang harus ada aparat keamanan di sana untuk menjamin bahwa [lokasi tambang] itu aman,” ujarnya.
Mengenai pelaku penyerangan pekerja tambang, Izak mengaku pihaknya belum bisa memastikan apakah serangan itu dilakukan kelompok bersenjata yang dipimpin Yotam Bugiangge, atau kelompok bersenjata lainnya.
“Kalau Yotam itu kan daerah Wosak, ya berbatasan juga. Wosak ke situ kan dekat. Kemudian di situ kan ada kelompoknya Kobak. Kami belum tahu pasti siapa yang melakukan penyerangan,” ujarnya.
Faizal menyatakan ketujuh penambang yang tewas adalah Udin, Maun, Ardi, Hendra, Anju, Appe dan Siger. “Tujuh warga yang tewas bersama 11 warga selamat sudah dievakuasi Satuan Tugas Penegakan Hukum Operasi Damai Cartenz ke Polres Yahukimo,” katanya.
Selain membunuh tujuh penambang, kelompok Egianus Kogoya juga membakar tiga unit eksavator, dua unit truck, dan camp para pendulangan. “Kami akan kejar pelaku dan akan kami lakukan penegakan hukum terhadap kelompok TPNPB Egianus Kogoya,” tegas Faizal. (*)