Jayapura, Jubi – Satu di antara pekerja kemanusiaan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Theo Hesegem menyatakan berdasarkan data yang dihimpunnya, jumlah korban luka saat terjadi insiden di wilayah, yakni 58 orang.
Pernyataan itu disampaikan Theo Hesegem saat diskusi publik secara daring “Wamena Berdarah: Adakah Unsur Kejahatan Kemanusiaan?” pada Selasa (14/03/2023).
“Sepengatahuan saya, [berdasarkan] di data yang ada di kami, korban luka sekitar 58 orang,” kata Theo Hesegem.
Menurutnya, data yang dihimpun pihaknya memang berbeda dengan data yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena.
Sebab pihak RSUD Wamena hanya mendata korban luka yang dirawat di sana, yakni 26 orang. Mereka tidak mendata korban luka yang tidak dirawat, atau dibawa pulang keluarganya ke kampung.
“Dua korban [luka] dirujuk ke Jayapura. Kami dan keluarga korban juga sepakat akan mendorong ini ke proses hukum, dan berupaya agar keluarga korban membuat laporan polisi agar proses ini bisa berjalan,” ucapnya.
Katanya, pemerintah Kabupaten Nduga, Lanny Jaya, Yahukimo, Jayawijaya dan Pemprov Papua Pegunungan telah memberikan uang duka kepada keluarga korban meninggal dunia, serta korban luka.
Setiap keluarga korban meninggal dunia menerima uang duka Rp 500 juta dan 8 ekor babi.
Setiap keluarga korban luka berat diberikan uang berobat berkisarvRp 50 juta, keluarga korban luka ringan Rp 20 juta, dan keluarga korban luka paling ringan Rp5-10 juta.
“Itu yang diberikan kepada keluarga korban untuk uang berobat. Saya susah sampaikan ke keluarga korban, agar kasus ini didorong. Karenanya dukungan arus bawah itu penting,” ujarnya. (*)