Sentani, Jubi – Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tahun 2023 tingkat Kabupaten Jayapura digelar di lapangan apel Kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah, Sentani dengan menghadirkan 1.700 anak-anak PAUD dan TK sebagai penabuh tifa.
Tema HAI 2023 adalah “Literasi Digital dan Budaya untuk Kabupaten Jayapura Menjangkau Distrik dan Kampung dalam Rangka Menuntaskan Buta Aksara.
Hadir dalam kegiatan tersebut, seluruh pimpinan OPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Jayapura, tamu undangan, dan orang tua/wali murid dari ribuan anak-anak yang terlibat secara langsung aksi penabuhan tifa.
Penjabat (Pj) Bupati Jayapura Triwarno Purnomo menyatakan sangat mengapresiasi aktivitas ini sebagai bentuk semangat yang diberikan kepada anak-anak PAUD dan TK untuk terus semangat belajar. Hal ini dimulai sejak dini, sehingga anak-anak bisa terus belajar dengan tekun dan tentunya untuk menuntaskan eliminasi angka buta aksara.
“Untuk menjaga literasi di Kabupaten Jayapura sebagai tanda secara sama-sama memberantas buta aksara,” ujarnya.
Dikatakan, peringatan Hari Aksara Internasional dengan penabuh tifa sebanyak 1.700 orang dan dibantu oleh 400 guru itu sebagai tanda pesan untuk membangkitkan komitmen serta perlawanan akan pentingnya memberantas buta aksara.
Triwarno menambahkan keterlibatan warga sekolah, baik orang tua, anak-anak, maupun guru, serta pemerintah dalam pendidikan formal harus ada ruang kreativitas dalam pembelajaran. Orang tua harus lebih cermat untuk mendampingi anak-anaknya. Anak-anak juga harus mulai dikenalkan literasi digital dan diajarkan bagaimana mereka memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk hal-hal positif dan pembelajaran.
“Pemerintah daerah bekerja cukup baik dengan sejumlah pembinaan melalui pendidikan formal di sekolah. Hal ini tentunya membutuhkan dukungan dari orang tua untuk pendidikan lainnya pada anak di luar jam sekolah,” katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Jayapura Eqberth C. Kopeuw mengakui peringatan Hari Aksara Internasional di Kabupaten Jayapura dilakukan sangat meriah, penuh dengan semangat dan dukungan dari orang tua peserta didik.
“Karena telah berhasil menabuh tifa oleh anak-anak PAUD dan TK dengan menggunakan pakaian adat yang telah dimodifikasi. Ini bagian dari membangkitkan semangat literasi budaya di daerah ini,” ujar Kopeuw.
Untuk diketahui, Hari Aksara Internasional yang diperingati setiap 8 September, diawali dengan menabuh 1.700 tifa yang dilakukan oleh anak-anak PAUD dan TK, serta ada pembagian 2.000 butir telur sebagai aksi untuk mencegah stunting. (*)