Merauke, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua Selatan bakal memberikan bantuan dana pendidikan kepada 93 ribu anak asli Papua di Provinsi Papua Selatan. Bantuan dana tersebut disalurkan melalui dinas pendidikan setempat.
Kepala Dinas Pendidikan Papua Selatan, Aloysius Jopeng kepada wartawan, Sabtu (22/7/2023) menyatakan dana pendidikan tersebut diperuntukkan kepada 93 ribu anak orang asli Papua mulai dari jenjang taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Setiap anak akan menerima nilai bantuan yang berbeda. Untuk kanak-kanak (TK) diberikan Rp500 ribu per tahun, anak SD Rp600 ribu, SMP Rp700 ribu, PKBM Rp800 ribu, SMA Rp1 juta, dan SMK Rp1,2 juta. Sementara untuk mahasiswa S1 hingga S3 disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
“Setiap kabupaten di Papua Selatan, yakni Merauke, Mappi, Asmat dan Boven Digul akan mendapatkan kuota penerima bantuan studi,” kata Jopeng.
Pemprov Papua Selatan, kata Jopeng, diperkirakan mengucurkan anggaran sebesar Rp63 miliar untuk mengimplementasikan program bantuan pendidikan tersebut. Dinas pendidikan setempat akan bekerja sama dengan perbankan guna menyalurkan dana pendidikan kepada penerima di empat kabupaten.
“Bantuan ini akan direalisasikan setelah Pemprov Papua Selatan menetapkannya dalam peraturan gubenur. Sambil menunggu pergub itu, data akan diverifikasi dengan teliti dan baik sehingga sesuai dengan anggaran yang disediakan,” ujarnya.
Jopeng menjelaskan bahwa pemerintah setempat memberikan dana bantuan pendidikan bertujuan untuk memotivasi pendidikan anakn-anak sekaligus mengurangi angka putus sekolah di wilayah Papua Selatan.
“Bapak penjabat gubernur memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap pendidikan. Harapannya angka putus sekolah di Papua Selatan dapat dikurangi,” kata dia.
Selain memberikan dana pendidikan, Pemprov Papua Selatan akan memberikan bantuan studi kepada 90 mahasiswa yang tahun-tahu sebelumnya dibiayai oleh provinsi induk Papua. Sebanyak 113 mahasiswa penerima bantuan studi dari wilayah selatan telah dilimpahkan oleh Pemprov Papua kepada Pemprov Papua Selatan, baru -baru ini.
“Kami sudah menerima pelimpahan mahasiswa penerima bantuan studi. Dari 113 mahasiswa, setelah diverifikasi, terdapat 90 orang yang akan dibiayai Pemprov Papua Selatan. Sejumlah 27 orang akan melanjutkan studi di luar negeri, dan sisanya studi dalam negeri. Ratusan orang lainnya ternyata sudah tidak melanjutkan kuliah dan tidak diketahui, sehingga tidak lagi dibiayai pemerintah,” kata Jopeng.
Jopeng menyebut anggaran bantuan studi untuk mahasiswa bersumber dari dana Otonomi Khusus – Otsus sekitar Rp18 miliar. Dana tersebut untuk membiayai perkuliahan mahasiswa baik di dalam maupun di luar negeri.
“Pemprov Papua Selatan sudah mulai melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang ada di Jogya, Semarang, Surabaya dan beberapa perguruan tinggi di kota studi lainnya sehingga program ini bisa berjalan dengan baik,” tutup Jopeng. (*)