Jayapura, Jubi – Komunitas Sastra Papua, atau Ko’Sapa menggelar kelas pelatihan menulis puisi, di Asrama Baliem Yalimo, Jln Yoka, Kecamatan Heram, Jayapura. Rabu, 06/09/2023.
Tercatat ada 24 peserta, mulai dari penghuni asrama Baliem Yalimo, juga mahasiswa lain. Aleks Giyai, penyair Papua, tampil sebagai pemateri.
Pada materinya, Alex Giyai berbagi kaidah dan praktik menulis puisi. Menurutnya, menulis puisi tidak terlepas dari dua unsur; unsur instrinsik dan unsur unsur ekstrinsik. Menulis puisi juga mampu menguasai diksi. Diksi adalah pemilihan kata yang menentukan gaya seorang penulis.
Menulis puisi bukan hanya mampu merangkai kata, tapi menguasai juga menggambarkan sesuatu atau ciri-ciri orang melalui puisi. Menggambarkan sesuatu tergolong dalam diksi. Maka jika menulis tentang seseorang, maka cari kata-kata sesuai dengan orang atau tokoh tersebut.
Selain aktif di Gerakan Papua Mengajar (GPM) di Nabire, Alex Giyai berdiam di Deiyai, kampung halamannya. Di sana dia fokus menulis puisi.
Menurut penulis buku kumpulan puisi “Tetesan Embun Inspirasi dari Papua” ini, Papua kaya dengan sejarah, mitologi, juga kaya dengan nyanyian para leluhur. Anak muda Papua bisa mengangkatnya jadi karya sastra melalui puisi dan cerpen.
“Penulis buku kumpulan puisi “Mencari Serpihan Bara di Bumi Sorga” itu juga berpesan, sebagai penulis pemula, harus sediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) . Dengan KBBI, penulis pemula menulis sambil menguasai abjad dan kosakata.
Hengky Yeimo, koordinator Ko’sapa, menambahkan pihaknya juga adakan pelatihan menulis cerpen, esai juga literasi yang lain di Jayapura dan sekitarnya.
“Jika menulis, teruslah menulis. Karena kalau tidak menulis, maka bisa hilang akalnya. Hilangkan akal tergantung dari keseriusan kita sendiri, apakah dia rajin berliterasi atau hanya coba-coba.” kata Hengki Yeimo saat kepada wartawan jubi.
Seperti Aleks Giyai, sampai saat ini enam buku puisinya sudah cetak di Komunitas Sastra Papua bekerja sama dengan Gerakan Papua Mengajar. (CR-12)