Jayapura, Jubi – Ada tiga cara penularan HIV, yaitu melalui darah, cairan sperma, cairan vagina yang mengandung virus dan Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA hamil ke bayinya.
Hal itu dikatakan Robert Sihombing, founder Jayapura Support Group atau JSG lewat paparan materi yang disampaikannya kepada 11 calon reporter Jubi di Kantor PT. Media Jubi Papua, Waena, Kota Jayapura.
“Cara penularan HIV itu lewat darah yang tercemar (virus) contohnya berbagi jarum atau alat suntik yang dipakai bersamaan dan transfusi darah, begitu juga lewat hubungan seks yang tidak aman atau berisiko,” kata Robert Sihombing.
Lebih lanjut ia menyampaikan penularan ODHA hamil ke bayi terjadi saat kehamilan, persalinan, dan menyusui. Sedangkan gigitan nyamuk, tempat duduk toilet, berciuman, alat makan, air liur keringat, dan bersentuhan bukan penyebab penularan HIV dari orang yang terinfeksi.
Robert Sihombing menambahkan penularan melalui darah hanya dapat terjadi dengan kontak langsung antar medium yang berdarah. Dia mencontohkan jika seseorang terinfeksi HIV mengalami kecelakaan dan terluka hingga mengeluarkan darah, orang yang menolongnya tidak lantas berisiko terinfeksi. Kecuali orang yang menolong tersebut memiliki luka yang mengeluarkan darah dan berkontak langsung dengan luka yang dialami ODHA korban kecelakaan.
Dia mengatakan bahwa HIV baru bisa terdeteksi setelah penularan terjadi lebih dari tiga bulan. Jadi kalau terjadi kontak langsung antar medium yang berdarah, misalnya dalam kasus kecelakaan tersebut, si penolong mesti memeriksakan diri tiga bulan setelah peristiwa.
“Jika saat ia menolong dan besoknya sadar bahwa menyentuh darah saat itu dan lusanya periksa HIV namun hasilnya negatif, maka tiga bulan berikutnya orang tersebut harus memeriksa kembali, disebabkan virus itu akan terdeteksi setelah 3 bulan berlalu,” ujarnya. (*)