Jayapura, Jubi – Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat ada 18.471 kasus Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA per 30 September 2023 di Provinsi Papua, dan 20.726 kasus di Provinsi Papua Tengah.
Hal itu dipaparkan pegiat HIV/AIDS Robert Sihombing kepada calon reporter Jubi di Sekolah Jujur Bicara, Jalan Taruna Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua pada Kamis (16/11/2023).
Pendiri Jayapura Support Group atau JSG, Robert Sihombing, mengatakan penularan HIV/AIDS paling cepat terjadi melalui hubungan seks antara orang yang terinfeksi HIV positif dengan HIV negatif.
“Dalam hubungan seks itu tertularnya melalui cairan sperma laki-laki maupun cairan vagina perempuan ketika melakukan hubungan intim, (sehingga) pasti yang HIV positif menularkan ke HIV negatif,” katanya ketika menyampaikan materi tentang isu HIV/AIDS di Provinsi Papua.
Menurut Robert ada perilaku hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan pengaman) seperti seks anal atau perilaku seksual berlebihan pada hubungan intim tersebut yang rentan pada penularannya cepat.
“Hubungan tidak aman adalah orang berperilaku seks seperti oral, vaginal, dan anal. Ini perilaku seks yang berlebihan, dan menularkan penyakit,” kata trainer konselor HIV itu.
Sementara rentang usia yang rentan terkena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks terjadi dari umur 15-19 tahun sekitar 6.085 kasus, umur 20-24 tahun sekitar 12.540 kasus, dan rentang umur 25-49 tahun sekitar 30.413 kasus. Sedangkan umur 0-14 tahun sekitar 1.231 kasus yang rata-rata penularannya dari kehamilan ODHA, persalinan, dan menyusui. Pada usia 50 tahun ke atas ada sekitar 562 kasus, dan itu tertular melalui transfusi darah.
Adapun kasus HIV/AIDS dua Provinsi DOB Papua: Papua Pegunungan dan Papua Selatan masing-masing sekitar 9.991 kasus dan sekitar 3.605 kasus. Sehingga total keseluruhan kasus di empat provinsi itu per 30 September 2023 sekitar 52.793 kasus Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA.
Sayangnya pada rata-rata kasus orang yang melakukan pemeriksaan masih kebanyakan perempuan daripada laki-laki.(*)