Jayapura, Jubi – Dinas Kesehatan Kota Jayapura mengimbau warga agar mewaspadak kasus hepatitis akut yang bermunculan secara misterius beberapa waktu belakangan. Masyarakat diimbau menggiatkan hidup bersih dan sehat.
Imbauan itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari di Kota Jayapura, Sabtu (6/8/2022). “Walaupun tidak ada kasus hepatitis akut yang dilaporkan puskesmas dan rumah sakit di Kota Jayapura, namun kita patut waspada,” ujar Antari.
Antari mengatakan kemunculan kasus hepatitis akut pada masa pandemi COVID-19 harus diwaspadai, karena anak-anak menjadi kelompok paing rentan mengalami kasus hepatitis akut. Menurutnya, penularan hepatitis yang muncul secara misterius itu dapat dicegah dengan hidup yang bersih dan sehat.
“[Cara mencegahnya] sama seperti langkah pencegahan COVID-19. Yaitu meningkatkan ketaatan terhadap protokol kesehatan, serta menjalankan pola hidup sehat dan bersih,” ujarnya.
Menurutnya, orangtua sangat berperan penting mencegah anak-anak mereka tertular hepatitis misterius. Orangtua juga harus memastikan anaknya dalam kondisi yang sehat, sehingga tahan menghadapi berbagai macam penyakit pada masa pergantian musim.
“Kondisi cuaca saat ini kerap tidak menentu. [Kita] membutuhkan kondisi tubuh yang prima, agar tidak mudah terserang penyakit, salah satunya hepatitis misterius,” ujarnya.
Antari menjelaskan hepatitis misterius itu menyebabkan infeksi hati secara cepat. Hingga kini, penyebab, mekanisme penularan, dan patofisiologis virus hepatitis akut belum diketahui, karena penyakit baru itu masih diteliti.
“[Penyakit baru itu] disebut hepatitis akut, karena infeksi terjadi secara tiba-tiba Berbeda dengan penyakit kronis yang bertahan lebih lama, sehingga infeksi dapat merusak hati atau liver,” jelasnya.
Antari menambahkan, infeksi hepatitis akut itu memiliki gejala seperti mual, muntah, diare, sakit perut, dan demam ringan. Warga yang menemukan orang dengan gejala seperti itu disarankan untuk segera membawa penderita ke rumah sakit atau puskesmas, agar mendapatkan penanganan.”Jangan menunggu gejala lanjutan muncul, seperti mata dan kulit menguning agar tidak terlambat dalam penanganan, sehingga tidak menjadi serius,” ujarnya. (*)
Discussion about this post