Merauke, Jubi – Memasuki Masa Prapaskah pada Rabu (14/2/2024), Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC menyampaikan seruan moral melalui surat gembala kepada umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Merauke.
Untuk diketahui, Masa Prapaskah sendiri dalam tradisi Gereja Katolik adalah masa di mana umat berpuasa seraya mengenang dan memaknai pengorbanan Yesus Kristus untuk keselamatan manusia. Masa Prapaskah diawali dengan perayaan Rabu Abu yang jatuh pada 14 Februari 2024, yang mana juga bertepatan dengan tahapan pencoblosan dalam Pemilu.
Dalam surat yang diterima Jubi, Senin (12/2/2024), Uskup Canisius Mandagi menyatakan bahwa Masa Prapaskah pada 14 Februari bertepatan dengan agenda nasional yakni Pemilihan Umum – Pemilu anggota senator, legislatif, presiden dan wakil presiden tahun 2024.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi mengajak umat Katolik menjadi saksi Kristus untuk mewujudkan pemilu yang damai, jujur, adil, transparan, berkualitas dan bermartabat. Sehingga melalui proses demokrasi yang baik dan benar itu, dapat lahir wakil rakyat dan pemimpin bangsa untuk semua seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Uskup Canisius Mandagi mengatakan bahwa panggilan dan perutusan sebagai saksi Kristus dalam ajaran gereja diperuntukan bukan hanya bagi para imam Katolik, tetapi juga diperuntukan bagi kaum awam.
Dijelaskan, ada dua wilayah kehidupan manusia. Di mana para awam secara khusus dipanggil dan diutus menjadi Saksi Kristus, yakni lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orang tua, suami-istri, dan anak-anak dipanggil dan diutus meresapkan nilai-nilai kristiani seperti kesabaran, kelembutan, kejujuran, pengampunan, kepedulian, belas kasih, kerendahan hati.
“Demikian juga nilai-nilai kristiani itu harus diwartakan dalam lingkungan masyarakat: di kantor, di sekolah, di pasar dan di mana saja orang melaksanakan kegiatan politik, ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta keamanan dan pertahanan. Panggilan dan perutusan kita sebagai Saksi Kristus dilaksanakan dengan kata-kata,” tulis Uskup.
“Kita gereja harus senantiasa berani menyuarakan kepada siapa saja apa yang dikehendaki Kristus, seperti misalnya kebenaran, keadilan dan perdamaian. Tetapi bukan hanya dengan kata-kata kita gereja menjadi Saksi Kristus, melainkan terutama dengan contoh atau dengan kesaksian hidup,” sambungnya.
Dalam kaitannya dengan tahun politik, Uskup Agung Merauke menjelaskan umat Katolik di Indonesia juga memilih pemimpin negara dan wakil rakyat melalui Pemilu. Umat diajak untuk melaksanakan hak konstitusinya dengan menggunakan hak pilih di masing-masing TPS.
“Melalui tahun politik 2024 ini, kita senantiasa percaya bahwa Allah berkarya menyelamatkan bangsa Indonesia. Allah senantiasa campur tangan memimpin bangsa Indonesia menuju bangsa yang damai baik lahir maupun batin. Sebagai umat Katolik, kita harus memilih dan tidak boleh golput,” ujarnya.
Menjadi Saksi Kristus dalam tahun politik, kata Uskup Canisius Mandagi, telah dikemukakan secara jelas oleh para uskup dalam sidang Konferensi Waligereja Indonesia – KWI pada 2023 lalu. Para uskup mendorong umat Katolik terlibat aktif untuk melahirkan pemimpin negara yang baru melalui Pemilu.
“Ada 8 kriteria pemimpin bangsa yang harus dipilih, yakni yang memegang teguh Pancasila dan UUD 1945, menghormati kebhinekaan, memiliki integritas, berpihak kepada kaum miskin (kaum kecil, tersingkirkan dan difabel), memiliki rekam jejak terpuji, menjunjung tinggi martabat manusia, mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan dan menjaga keutuhan alam ciptaan,” tutup Uskup Mandagi dalam surat gembalanya. (*)