Jayapura, Jubi – Jaringan Pasifik untuk Globalisasi (PANG) di Suva Fiji telah mengeluarkan pernyataan solidaritasnya dengan kelompok sipil dan pengunjuk rasa mahasiswa yang melakukan demonstrasi menentang penyiksaaan terhadap pria Papua, Definaus Kogoya oleh pasukan Indonesia di Tanah Papua (West Papua) pada awal Februari 2024.
“PANG mengatakan demonstrasi damai terjadi setelah beredar video yang memperlihatkan Defianus Kogoya diikat dalam tong berisi air, dipukuli, dan disayat dengan pisau yang diduga dilakukan tentara Indonesia,” demikian dikutip Jubi dari postcourier.com.pg, Minggu (7/4/2024).
Dilaporkan pula dalam pernyataan PANG, dalam kejadian yang sama, dua pria Papua lainnya, Warinus Murib dan Alianus Murib, juga ditangkap dan diduga disiksa. Warinus Murib meninggal karena luka-lukanya.
Laporan juga menyebutkan 62 siswa ditangkap dan diinterogasi sebelum mereka dibebaskan, sementara dua orang terluka parah. Dalam protese sebelumnya, 15 orang ditangkap karena membagikan famplet. Para pengunjuk rasa menuntut semua operasi militer harus dihentikan di Papua Barat.
“Kami mengutuk kehadirian militer yang berlebihan di Papua Barat dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terkait dengannya terhadap masyarakat Papua. Kami juga mengutuk penggunaan taktik kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian Indonesia untuk menyerang dan menahan mahasiswa yang seharusnya memiliki hak dan kebebasan untuk mengekspresikan padangannya,” katanya.
Ia menambahkan hal itu menunjukan penindasan yang masih berlangsung oleh Pemerintah Indonesia di Papua Barat, meskipun telah ada penolakan resmi dan sensor media selama beberapa dekade.
Pakar PBB telah menyatakan keprihatinan serius mengenai memburuknya situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Provinsi Papua dan Papua Barat, termasuk pembunuhan anak, penghilangan orang, penyiksasaan, dan pengungsian massal.
Dalam kesimpulan pengamatannya atas laporan periodik kedua di Indonesia, berdasarkan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang diadopsi pada 24 Maret 2024, Komite Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan keprihatinan yang mendalam atas pola pembunuhan di luar proses hukum, penghilangan paksa, penyiksaan, dan bentuk-bentuk kekejaman dan merendahkan martabat manusia lainnya, perlakukan buruk, khususnya terhadap penduduk asli Papua dan kegagalan untuk meminta pertanggunganjawaban pelaku atas tindakan mereka.
Komite juga menyerukan kepada Melanesia Speardhead Group (MSG), Pasific Island Forum (PIF), dan masyarakat serta pemerintah seluruh negara Kepulauan Pasifik untuk menuntut agar Indonesia mengizinkan implementasi keputusan para Pemimpin PIF pada Agustus 2019 untuk Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB akan melakukan misi ke Papua Barat.
“Kami menyerukan utusan khusus PIF untuk Papua Barat mempercepat mandat mereka untuk memfasilitasi dialog dengan Indonesia, khususnya untuk membuka jalan bagi kunjungan darurat PBB,” katanya.
Ia menambahkan akan menggemakan seruan yang dibuat 62 mahasiswa yang ditangkap oleh pemerintah Indonesia untuk menghentikan semua operasi militer di West Papua dan mengizinkan PBB melakukan tugasnya.
“Pemerintah Pasifik kita tidak boleh mengharapkan hal yang kurang dari Indonesia, terutama mengingat posisinya yang istimewa sebagai anggota MSG dan sebagai mitra dialog PIF,” demikian PANG.
Dikutip dari https://thousandcurrents.org/ Pacific Network on Globalization (PANG) adalah lembaga pengawas regional yang mempromosikan hak masyarakat Pasifik untuk menentukan nasib sendiri.
PANG memobilisasi gerakan dan advokasi berdasarkan penelitian dan analisis substantif untuk mengadvokasi dan mempromosikan agenda pembangunan yang berpusat pada masyarakat Pasifik.
PANG beroperasi melalui model jaringan untuk mendukung dan bekerja dengan kelompok masyarakat yang mewakili beragam konstituen dan kepentingan, termasuk serikat pekerja, feminis, generasi muda, pemilik tanah tradisional, kelompok masyarakat dan lingkungan hidup, ilmuwan, pengacara, ekonom, analis politik, akademisi, anggota parlemen dan pemerintah.
Didirikan pada 2000 oleh LSM regional yang berbasis di Suva, Fiji, Pacific Network on Globalization (PANG) adalah organisasi regional yang menggambarkan dirinya sebagai ‘pengawas rakyat dalam isu-isu perdagangan dan ekonomi’.
PANG melihat bagaimana masyarakat sipil tidak dilibatkan dalam perdebatan mengenai liberalisasi perdagangan dan bagaimana agenda perdagangan bebas mengabaikan prioritas pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. PANG berkembang menjadi sebuah organisasi penelitian, advokasi, serta peningkatan kapasitas dan kampanye. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!