Jayapura, Jubi – Pekan lalu, PM Solomon, Manasseh Sogavare, berkunjung ke Beijing ibukota Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Saat tiba di Beijing, PM Sogavare berkata, “I am back home” atau “Saya kembali ke rumah”.
Kontan, pernyataan PM Sogavare ini mendapat kritik keras pemimpin Oposisi Solomon, Hon. Matthew Wale, yang mengatakan bahwa pernyataan itu sangat memalukan dan tidak beretika dalam berdiplomasi.
Ibarat saling berbalas pantun, Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, juga melakukan hal yang hampir mirip. Hal ini terjadi ketika James Marape menyambut tamu dari AS di Port Moresby, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd J Austin, pada Kamis (27/7/2023).
Pilihan kata yang menarik dari PM Papua Nugini, James Marape, dalam menyambut tamunya. “Ini adalah rumah Anda yang lain. Selamat datang di Port Moresby, Papua Nugini”.
“This is your other home, welcome to Port Moresby, Papua New Guinea,” kata James Marape yang dikutip jubi.id dari akun twitter Secretary of Defense Lloyd J.Austin III @SecDef, Jumat (28/7/2023) malam.
“PNG telah mengambil langkah-langkah penting untuk meningkatkan kerja sama pertahanan kami. Saya berterima kasih atas kemitraan yang kuat dari Perdana Menteri Marape dan berterima kasih atas kepemimpinannya saat kami berupaya membuat hubungan yang penting ini semakin kuat,” kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd J Austin III.
“Indo Pasifik adalah prioritas dan kemitraan sangat penting untuk menjaga kawasan vital ini bebas dan terbuka,” kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin III, sebagaimana dikutip jubi.id dari thenational.com.pg.
Ayah Austin III, Lloyd Austin II, pernah bertugas di wilayah Papua dan Nugini selama Perang Dunia II.
Dia mengatakan sangat bangga mengunjungi Papua Nugini dan berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah PNG untuk menemukan cara untuk melakukan bahkan lebih bersama dan untuk membangun masa depan yang damai dan sejahtera bagi generasi yang akan datang.
“Jadi hari ini kami membahas beberapa langkah kunci yang telah kami ambil dalam beberapa bulan terakhir untuk memajukan tujuan bersama kami, baik secara bilateral dengan Papua Nugini maupun bersama dengan mitra lain di kawasan ini,” kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat itu.
“Kami juga telah memperluas partisipasi AS dalam beberapa latihan dengan Pasukan Pertahanan PNG. Kami juga telah menyelesaikan perjanjian penting bagi pengendara kapal yang akan berarti kerja sama yang lebih besar dalam penegakan hukum maritim,” tambahnya.
“Pemotong penjaga pantai AS akan berada di sini pada Agustus untuk memulai program ini. Mereka juga akan membahas perjanjian kerja sama pertahanan (DCA) yang baru,” katanya.
“Ini akan memperdalam hubungan kita, memperkuat kerja sama antara pasukan kita, dan membantu AS mendukung bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana dengan lebih baik,” tambahnya.
Lebih lanjut Austin mengatakan bahwa setelah DCA diratifikasi, AS akan mempercepat upaya untuk membantu Papua Nugini karena negara tersebut terus memoderenisasi kekuatan pertahanannya.
“Itu termasuk bekerja sama dalam berinvestasi untuk peningkatan fasilitas pertahanan,” katanya.
Dia berterima kasih kepada Perdana Menteri James Marape atas dukungan PNG terhadap DCA.
“Dan saat Parlemen Anda meninjau DCA, saya ingin menegaskan kembali komitmen kami terhadap kedaulatan dan otonomi negara Anda saat kami memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan,” katanya.
Selain itu, dalam pernyataan pers dari Menteri Pertahanan AS Austin dan keempat pemimpin PNG, sepakat tentang pentingnya terus memperdalam hubungan pertahanan AS dan Papua Nugini untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut. (*)