Jayapura, Jubi – Kantor Pendidikan Provinsi Penama di Vanuatu mengatakan lebih dari 15.000 siswa terdampak oleh topan tropis Lola yang merusak gedung sekolah di Kepulauan Ambae, Maewom dan Pentakosta.
Radio New Zealand melansir pernyataan Wakil Kepala Sekolah Bidang Pendidikan Penama, Christina Garuleo yang menyebut ada lebih dari 4.000 siswa di Ambae, 3.000 siswa di Maewo, lebih dari 10.000 siswa di Pentakosta yang terdampak topan Lola.
“Dari jumlah tersebut, Pentakosta mengalami kerusakan paling parah setelah gedung sekolahnya dirusak oleh topan pada 2020,” kata Garuleo.
Kepala Sekolah Melsisi di Pentakosta Pusat, Joseph Molkis mengatakan 400 siswanya sudah dipulangkan.
Vanuatu sekarang sedang memasuki musim hujan dan angin topan, dan Molkis menyatakan pihak sekolah belum dapat menerima siswanya kembali. Ia mengatakan para siswa akan tinggal di rumah hingga awal tahun ajaran baru tahun depan, kecuali mereka yang sedang menghadapi ujian akhir tahun.
Molkis mengatakan Topan Harold pada tahun 2020 juga menghancurkan semua ruang kelas di Pentakosta. Sejak saat itu, para siswa berada di tempat penampungan sementara yang diubah menjadi ruang kelas.
Setelah Topan Harold, asrama baru dapat digunakan kembali setelah jendela kisi-kisi diganti. Akan tetapi, kini semuanya dihancurkan lagi oleh Topan Lola.
Molkis mengatakan mereka masih menunggu dana dari pemerintah untuk memperbaiki gedung sekolah yang dirusak Topan Harold. Namun kini biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan itu diperkirakan naik tiga kali lipat.
Pasca Topan Lola, sejumlah sekolah di Provinsi Shefa, Tafea, dan Torba telah dibuka kembali pada Jumat (27/10/2023). Pendekatan yang lebih hati-hati diambil di sejumlah provinsi yang terkena dampak Topan Lola paling parah, yaitu Malampa dan Penama.
Pengelola sejumlah sekolah mempertimbangkan penggunaan bangunan lain untuk memastikan lingkungan belajar yang aman.
Hingga kini, belum ada perubahan jadwal ujian. Kementerian Pendidikan Vanuatu sedang menjajaki langkah alternatif untuk mendukung siswa yang mungkin terdampak Topan Lola.
Save The Children’s Vanuatu sedang menyiapkan ruang bagi siswa untuk mengikuti ujian akhir mereka. Pekerjaan amal tersebut akan mencakup penyediaan ruang ramah anak di pusat evakuasi dan ruang belajar sementara, termasuk untuk siswa yang lebih tua karena akan segera mengikuti ujian.
Direktur Save The Children’s Vanuatu, Polly Banks mengatakan trauma dan dampak topan ini akan berdampak buruk pada generasi muda.
Koresponden Radio New Zealand di Vanuatu, Hilaire Bule mengatakan kemungkinan beberapa fasilitas pembelajaran jarak jauh sedang dipertimbangkan.
Penjabat Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Serge Lewawa mengatakan penting bagi siswa yang menghadapi ujian, agar mereka dapat melanjutkan pendidikan mereka secepat mungkin.
Bagi mereka yang belum mengikuti ujian, akan lebih baik jika mereka tetap berada di rumah, dan para guru memberikan paket home schooling kepada mereka. Alternatifnya, pembelajaran online. Sekolah diminta untuk melengkapi Formulir Penilaian Cepat Pendidikan paling lambat tanggal 1 November 2023. (*)