Jayapura, Jubi- Aitape adalah kota di tepi laut di Provinsi Sepik Barat atau lebih dikenal dengan sebutan Sandaun Province (Provinsi Matahari terbenam), Papua New Guinea. Dulu, kota ini jadi persinggahan bagi warga Papua Barat yang hendak melintasi perbatasan menuju Papua New Guinea di era 1970 an hingga 1980 an.
Tak heran kalau pemerintah Papua New Guinea melalui PNG Port Corporation Ltd, hendak membangun pelabuhan Aitape yang juga merupakan bekas markas militer Jepang di era Perang Dunia Kedua, 1943-1944.
“Papua New Guinea Ports Corporation Ltd akan memperbaiki pelabuhan Aitape di Sepik Barat dengan biaya K24 juta, kata seorang pejabat sebagaimana dikutip jubi.id dari The National, Selasa (7/2/2023)
Penjabat kepala eksekutif PNG Ports Rodney Begley, mengatakan ini adalah inisiatif di bawah kewajiban layanan masyarakatnya untuk memberikan layanan penting kepada Aitape, meningkatkan ekonomi distrik dan mendukung inisiatif Connect PNG pemerintah. (catatan 1 Kina setara dengan Rp 5000,-)
Begley mengatakan pendanaan untuk rehabilitasi pelabuhan Aitape berasal dari paket keuangan campuran K1,5 miliar oleh fasilitas Pembiayaan Infrastruktur Australia untuk Pasifik (AIFFP). Ini merupakan bagian dari pinjaman berdaulat dua arah antara pemerintah Australia dan PNG serta Pelabuhan PNG. Dalam pertemuan dengan anggota parlemen Aitape Anderson Mise di Port Moresby, Begley menggambarkan pelabuhan Aitape sebagai pelabuhan “tenang” dengan sedikit atau tanpa lalu lintas kapal.
“Antara Desember 2021 dan Desember 2022, tidak ada panggilan kapal, tidak ada pertukaran kargo dan kontainer di pelabuhan,” kata Begley.
“Tahun-tahun sebelumnya rata-rata tiga panggilan kapal per tahun,” katanya.
“Namun, Pelabuhan PNG melalui pendanaan AIFFP, akan merehabilitasi pelabuhan untuk memastikan bahwa kapal-kapal menelepon di pelabuhan lagi, membuka Aitape untuk perdagangan laut dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi distrik.” Tambahnya.
Begley mengatakan fasilitas saat ini di pelabuhan termasuk dermaga utama, dermaga kapal kecil, dermaga trestle akses dan bangunan.
“Pelabuhan ini terutama digunakan oleh kapal landing craft yang dioperasikan oleh operator komersial untuk mengimpor kargo kering untuk toko lokal,” katanya.
“Dibangun pada tahun 1972 oleh Departemen Pekerjaan, dan diperbaharui pada tahun 1990.
“PNG Ports mengakuisisi pelabuhan pada tahun 2010 dan melakukan peningkatan fasilitas sisi darat pada tahun 2013, dan membangun fasilitas penumpang dan sistem pertahanan pantai pada tahun 2014.
“Pada 10 Februari 2021, gelombang besar menyebabkan dermaga utama runtuh dan dinyatakan tidak aman untuk operasi.” (*)