Port Vila, Vanuatu – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal Suharyanto, mewakili Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menyerahkan ruang VIP Bandara Port Vila kepada Pemerintah Republik Vanuatu. Ruang VIP ini telah direhabilitasi oleh Pemerintah Indonesia dalam upaya pemulihan infrastruktur paska topan badai yang merusak bangunan tersebut.
“Serah terima ruang VIP ini dilakukan pada Sabtu (16/12/2023) di Port Vila dari Vanuatu – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal Suharyanto, kepada Menteri Luar Negeri Vanuatu, Matai Seremaiah Nawalu,” demikian dikutip Jubi dari laman resmi kemlu.go.id, Senin (18/12/2023).
Dikatakan dalam upacara penyerahan itu dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian PUPR, Kementerian Luar Negeri, PT. PP, KBRI Canberra, serta beberapa pejabat dari Pemerintah Vanuatu.
Kepala BNPB menyatakan bahwa upaya rehabilitasi ini mencerminkan solidaritas Indonesia terhadap Vanuatu, sebagai negara dengan latar belakang budaya Melanesia.
Proyek rehabilitasi ini menghabiskan dana sekitar Rp26 miliar atau setara dengan 2 juta dolar AS. Harapannya, dengan selesainya rehabilitasi, fasilitas bandara dapat kembali beroperasi dengan aman dan nyaman bagi masyarakat Vanuatu.
Menteri Luar Negeri Vanuatu menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan Indonesia, yang diakui memiliki dampak signifikan terhadap sektor pariwisata Vanuatu. Lebih lanjut, kolaborasi ini dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan hubungan antarbangsa, khususnya melalui interaksi people-to-people.
Pekerjaan rehabilitasi ini dimulai sejak Agustus 2023, sebagai bagian dari dukungan Indonesia terhadap rekonstruksi Vanuatu pasca badai Judy dan Kevin yang melanda pada bulan Maret tahun ini. BNPB memainkan peran utama dalam proyek ini, dengan dukungan dari Kementerian PUPR dan Kementerian Luar Negeri, serta melibatkan PT. PP sebagai kontraktor pelaksana dan PT. Virama Karya sebagai konsultan manajemen konstruksi.
Desain ruang VIP yang telah direhabilitasi juga memperlihatkan sentuhan budaya Indonesia dan Vanuatu, menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga merefleksikan keragaman budaya kedua negara. (*)